demam berdarah????apaan sih????

DEMAM BERDARAH

I. DEFENISI
1. Demam Dengue ( Dengue Fever)
Demam dengue adalah penyakit yang terutama terdapat pada anak dan remaja atau orang dewasa dengan tanda-tanda klinis berupa demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai leukopeni, nyeri pada pergerakan bola mata, gangguan rasa mengecap, trombositopeni ringan, dan ptekie spontan.

2. Demam Berdarah Dengue (dengue haemorhagic fever)
DHF/DBD adalah penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama.

3.Demam Renjatan Dengue (Dengue Shock Syndrome( DSS))
DSS adalah penyakit DBD yang disertai renjatan.

II. ETIOLOGI
Virus dengue yang termasuk dalam arbovirus tipe B serotipe 1, 2, 3, 4. Virus dengue dibawa oleh nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus sebagaai vektor ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk tersebut, virus dengue tergolong dalam famili/suku faviviradea. Virus dengue berbentuk batang, bersifat termolabil, sensitif terhadap inaktivasi oleh dietil eter dan natrium dioksalat, dan stabil pada suhu 70 0 C. infeksi dengan salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap serotipe yang bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotipe lain.

III. PATOFISIOLOGI
Virus dengue yang pertama kali masuk kedlaam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk aedes dan menginfeksi pertama kali memberi gejala DF. Pasien akan mengalami gejala viremia seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal seluruh badan, hiperemia ditenggorok, timbulnya ruam dan kelainan yang mungkin terjadi pada RES seperti pembesaran kelenjar getah bening, hati, dan limfa. Reaksi yang berbeda nampak bila seseorang mendapatkan infeksi berulang dengan tipe virus yang berlainan. Berdasarkan hal itu timbullah the secondary heterologous infection atau the sequental infection of hypothesis. Re-infeksi akan menyebabkan suatu reaksi anamnetik antibodi, sehingga menimbulkan konsentrasi kompleks antigen antibodi (kompleks virus antibodi) yang tinggi.
Terdapatnya kompleks virus antibodi dalam sirkulasi darah mengakibatkan hal sebagai berikut:
1. Kompleks virus antibodi akan mengaktivasi sistem komplemen, yang berakibat dilepaasnya anafilatoksin C3a dan C5a. C5a menyebabkan meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangnya plasma melalui endotel dinding tersebut, suatu keadaan yang sangat berperan terjadinya renjatan.
2. Timbulnya agregasi trombosit yang melepas ADP akan mengalami metamorfosis. Trombosit yaang mengalami kerusakan metamorfosis akan dimusnahkan oleh sistem retikuloendtelial dengan akibat trombositopenia hebat dan perdarahan. Pada keadaaan agregasi, trombosit akan melepaskan vasoakatif (histmin dan serotonini) yang bersifat meningkatkan permeabilitas kapiler dan melepaskan trombosit faktor III yang merangsang koagulasi intravaskular.
3. Terjadinya aktivasi faktor hageman ( faktor XII) dengan akibat kahir terjadinya pembekuan intravaskular yang meluas. Dalam proses aktivasi ini, plasminogen akan menjadi plasmin yang berperan dalam pembentukan anafilatoksin dan penghancuran fibrin menjadi fibrinogen degradation product. Disamping itu aktivasi akan merangsang sistim kinin yang berperan dalam proses meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah.

a) Manifestasi klinis
Gambaran klinis amat bervariasi.
Pada demam dengue,antara lain:
1. suhu badan tiba-tiba meninggi
2. demam berlangsung hanya beberapa hari
3. kurva demam yang menyerupai pelana kuda
4. nyeri tekan terutama diotot dan persendian
5. adanya ruam-ruam pada kulit
6. leukopenia.
Pada DBD menurut WHO 1986, adalah:
1. demam akut, yang tetap tinggi selama 2-7 hari, kemudian turun secara lisis. Demam disertai gejala tidak spesifik, seperti anoreksia, malaise, nyeri pada punggung, tulang, persendian dan kepala.
2. manifestasi perdarahan, seperti uji turniket positif, petekie, purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, dan melena.
3. pembesaran hati dan nyeri tekan tanpa ikterus.
4. dengan/tanpa renjatan. Renjatan yang terjadi pada saaat demam biasanya mempunyai prognosis buruk.
5. kenaikan nilai Ht/hemokonsentrasi, yaitu sedikitnya 20%.
Pada DSS antara lain:
Defenisi kasus DHF ditambah dengan gangguan sirkulasi yang ditandai dengan:
1. nadi cepat, lemah, perfusi perifer menurun.
2. hipotensi, kulit dingin-lembab, sianosis perifer, dan pada anak tampak gelisah.

Kalsifikasi DHF menurut WHO (1997) berdasarkan beratnya penyakit :
1. Derajat 1 (ringan)
Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya uji perdarahan yaitu uji turniket positif
2. Derajat 2 (sedang)
Seperti derajat 1 disertai perdarahan spontan pada kulit dan atau perdarahan lainnya.
3. Derajat 3
Ditemukannya kegagalan sirkulasi sperti nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun (20 mmHg ataau kurang)
4. Derajat 4
Terdapat DSS dengan nadi tak teraba dan tekanan darah tak dapat diukur.

b) Komplikasi

1. Orkitis
2. Ooporesis
3. Keratitis
4. Retinitis
5. Kesadaran menurun
6. Ensefalopati
7. Paralisis sensorium.



IV. PENATALAKSANAAN

a) Pencegahan.
Pemberantasan vektor:
1. Menggunakan insektisida
 Malathion untuk membunuh nyamik dewasa (adultisida) dengan pengasapan (thermal fogging) atau pengabutan ( cold fogging)
 Temephis ( abate) untuk membunuh jentik ( larvasida) dengan menaburkan pasir abate kebejana-bejana tempat penampungan air bersih. Dosis yang digunakan adalah 1 ppm atau 1 gram abate SG 1% per 10 liter air.

2. Tanpa insektisida
Caranya adalah:
 Menguras tempat penampungan air minimal 1 x seminggu ( perkembangan telur nyamuk lamanya 7-10 hari)
 Menutup tempata penampungana air rapat-rapat.
 Membersihkan halaman rumah dari kaleng-kaleng bekas, botol, dan benda lain tempat nyamuk bersarang.
 Perlindungan perseorangan untuk mencegah gigitan nyamuk dengan memasang kawat kasa dilubang angin di atas jendela, tidur dengan kelambu.

b) Suportif.
Penatalakasanaan bersifat suportif yaitu mengatasi kehilangan cairan plasma sebaagai akibat perdarahan. Pasien demam dengue dapat berobat jalan sedangkan pasien dengan DHF dirawat diruang perawatan biasa, tetapi pada kasus DHF dengan komplikasi diperlukan perawatan intensif. Fase kritis biasanya terjadi pada hari ketiga.
Rasa haus dan dehidrasi dapat timbul akibat demama tingggi, anoreksia dan muntah. Pasien perlu diberi banyak minum, 50 ml/KgBB dalam 4-6jam pertama berupa air teh dengan gula, sirup, susu, sari buah, atau oralit.stelah dhidrasi dapat diatasi, berikan cairan rumatan 80-100 ml/KgBB dalam 24 jam berikutnya. Hiperpireksia diatasi dengan antipiretik dan bila perlu surface cooling dengan kompres es dan alkohol 70 %. Parasetamol direkmendasikan untuk mengatasi demam dengan dosis 10-15 mg/KgBB/kali.
Pemberian cairan intravena pada pasien DHF tanpa renjatan dilakukan apabila pasien terus menerus muntah sehingga tidak mungki diberikan makanan peroral atau didapatkan nilai hematokrit yang bertendensi terus meningkat(>40 vol %). Jumlah cairan yang diberikan tergantung derajat dehidrasi dan kehilangan elektrolit, dianjurkan cairan glukosa 5% dalam 1/3 larutan NaCl 0,9%. Bila terdapat asidosis, ¼ dari jumlah larutan total dikeluarkan dan diganti dengan larutan yang berisi 0.167 mol/liter natrium bikarbonat( 3/5 bagian berisi larutan NaCl 0,9% + glukosa ditambah ¼ natrium bikarbonat).

Apabila terdapat kenaikan hemokonsentrasi 20% aau lebih mka komposisi jenis cairan yang diberikan harus sama dengan plasma. Volume dan komposisi cairan yang diperlukan sesuai seperti cairan untuk dehidrasi pada diare ringan sampai sedang, yaitu cairan rumatan ditambah defisit 6 %(5-8%).
Perhatikan apabila terdapat perdarahan yang membahayakan maka dilakukan transfusi darah segera. Bila pasien kejang berikan diazepam. Jangan lupa monitor TTV tiap 3 jam. Pemberian antibiotik bila terdapat kekhawatiran infeksi sekunder.
Apabila pasien syok maka cairan IV diguyur.

0 Response to "demam berdarah????apaan sih????"

Posting Komentar