perlunya form DDST untuk menilai perkembangan anak

PEMERIKSAAN PERKEMBANGAN DENGAN MEMAKAI FORM DDST
(DENVER DEVELOPMENTAL SCREENING TEST)

Uji skrining perkembangan yang digunakan paling luas untuk anak kecil merupakan rangkaian pengujian yang dikembangkan oleh Dr. William Framcamburg dan Koleganya di Denver, Colorado. Pada saat ini terdapat beberapa perkembangan dalam penggunaan test DDST misalnya revisi atau perubahan dalam penggunaan test yang dikenal dengan nama DDST II. Pada awalnya test ini dikenal dengan DDST kemudian terjadi revisi dengan nama DDSTR dan saat ini menggunakan istilah DDST II yang sudah mengalami penyempurnaan dalam pengukuran.
Sebelum melakukan pengujian DDST II, pemeriksa harus dilatih oleh dan menerima sertifikat dari instruktur ahli yang telah dilatih oleh anggota fakultas Denver .
DDST II berbeda dengan DDST pada butir pertanyaannya, format uji interpretasi dan rujukan.

2.1 Skoring DDST II
Interpretasi skor DDST II
Lanjut—Butir secara keseluruhan dilewati pada sebelah kanan dari garis usia ( dilewati oleh kurang dari 25% anak pada usia yang lebih tua daripada usia anak ).
OK—Butir yang dilewati, gagal, atau menolak bersilangan dengan garis usia pada atau diantara persentil ke-75
Peringatan—Butir yang gagal atau ditolak bersilangan dengan garis usia pada atau diantara persentil ke-75 dan ke 90.
Terlambat—Butir secara keseluruhan gagal, dilewati pada sebelah kiri garis usia juga dapat dianggap, terlambat, karena alasan menolak mungkin akibat ketidakmampuan melakukan tugas.
Interpretasi Uji
Normal—tidak ada keterlambatan dan maksimal hanya ada satu peringatan
Dicurigai—Satu atau lebih keterlambatan dan/atau dua atau lebih peringatan
Tidak dapat diuji—Menolak satu atau lebih butir seluruhnya pada sebelah kiri garis usia atau lebih dari satu butir yang bersilangan dengan garis usia pada area 75% sampai 90%.
Rekomendasi Perujukan pada Uji yang Mencurigakan atau yang Tidak Dapat Diuji
Lakukan uji ulang 1 sampai 2 minggu untuk menyingkirkan factor-faktor sementara.
Jika hasil skrining ulang tetap mencurigakan atau tidak dapat diuji, gunakan penilaian klinis berdasarkan hal-hal berikut ini jumlah peringatan dan keterlambatan; butir mana yang menjadi peringatan dan keterlambatan; tingkat perkembangan masa lalu, pemerikasaan klinis dan riwayat, ketersedian sumber-sumber rujukan.
Total pertanyaan sebelumnya yang berjumlah 105 pertanyaan telah ditingkatkan menjadi 125 pertanyaan,termasuk peningkatan dari 2 1 DDST menjadi 39 butir bahasa DDST II. Butir-butir sebelumnya yang sulit untuk diberikan atau diinterpretasikan telah dimodifikasi atau dihilangkan. Banyak butir yang sebelumnya diperiksa berdasarkan laporan orang tua, sekarang memerlukan observasi oleh pemeriksa.
Setiap butir dievalusi untuk mnentukan jika terdapat perbedaan yang signifikan pada basis jenis kelamin, kelompok etnik, pendidikan ibu dan tempat tinggal. Butir-butir yang secara klinis dibahas dalam manual teknis. Butir-butir pada formulir uji diatue dalam format yang sama dengan DDST-R. standar batang distribusi dipengaruhi dengan standardisasi data baru tetapi tetap dibagi menurut persentil 5, 50, 75, dan 90. Format uji ini berisi mekanisme pembuatan kisaran karakteristik perilaku anak (kepatuhan, minat pada seklilingnya, rasa takut, dan rentang perhatian).
Dengan memberikan skor pada setiap item sebagai lulus, gagal, menolak, atau tidak ada kesempatan, dan menghubungkjan skor-skor tersebut dengan usia anak, setiap butir tes dapat diinterpretasikan seperti yang dijelaskan dalam kotak terlampir.
Untuk menentukan area relative kemajuan dan area keterlambatan, butir-butir yang mencukupi harus disiapkan untuk menentukan tingkat dasar maupun puncak dari setiap sektor. Penelitian tentang validitas dan keakuratan DDST 2 sedang dimulai dalam tahap awal.Status studi menunjukkan bahawa sebagian besar anak dengan masalah perkembangan yang sangat kecil telah diidentifikasi. Walaupun demikian, hamper separuh anak masalah perkembangan mendapat skor dicurigai, yang mengakibatkan tingginya angka rujukan berlebihan (Blacoe dkk, 1992). Untuk meminimalkan rujuan yang berlebihan, suatu keputusan perujukkan tidak hanya bergantung pada hasil DDST 2, tetapi juga pada penlaian plinis praktisi setelah mempertimbangkan riwayat perkembangan anak; status kesehatan secara umum; lingkungan social, budaya, dan emosional; dan ketersediaan sumber-sumber local untuk diagnosis tindakan ( Frankenbrug,1994a).
Persiapkan anak usia toddler dan usia porasekilah untuk prosedur tersebut dengan melakukan nya dalam bentuk permainan. Melakukan setiap butir secara cepat dan tunjukkan hanya satu mainan dari kotak pemeriksaan pada suatu waktu. Setelah tujuan dari mainan itu dapat disimpulkan ganti mainan ini dengan mainan lain. Faktor-faktor sementara lain yang dapat mengganggu penampilan anak mencakup pelatihan, penyakit, ketakutan, kostitalisasi, perpisahan dari orang tua, atau keberatan secra umum untuk melakukan aktivitas tersebut. Selain itu retardasi mental, kehilangan pendengaran, kehilangan penglihatan, kerusakan neurologis, atau adanya pola keterlambatan perkembangan dalam keluarga sangat mempengaruhi penampilan anak. Setelah menyelesaikan denver 2 tanyakan pada orangtua jika penampilan anak sama dengan perilakunya pada waktu yang lain. Jika jawaban orangtua meyakinkan dan anak bekerja sama secara memuaskan, jelaskan hasilnya, tekankan semua butir yang berehasil terlebih dahulu, kemudian butir yang gagal tetapi nak tidak diharapkan untuk melewatinya, dan akhirnya butir-butir yang terlambat. Jika orangtua menjawab bahwa penampilan anak tidak sesuai dengan perilakunya yang biasa, maka tunada skor yang ada atau pembahasan hasilnya, terutama jika ada penolakan terhadap skor yang dicurigai.
o dalam menjelasakan skor normal, fokuskan pada seberapa baik penampilan anak dan berikan penguatan pada upaya orangtua yang sangat memuasakan dalam merangsang anak mereka.
o Dalam menjelaskan keterlambatan perhatikan respon orangtua secara hati-hati, waspadai kecemasan personal, jangan memberikan jaminan, berikan respon yang jujur pada pertanyaan orangtua, tetapi dengan fleksibilitas dan perhatia yang tepat yang menekankan tes perkembangan lebih lanjutnya.

2.2 KUESIONER PERKEMBANGAN PRASKRINING DDST 2 ( PDQ-II)
PDQ-II adalah revisi lebih lanjut dadri PDQ dan R-PDQ dimana versi ini menggunakan stndar-standar ( Percentil ke 90 dan ke 75) dari DDST 2. PDQ-II adalah jawaban praskrining orangtua yang terdiri atas 91 pertanyaan dari DDST 2, walupun hanya satu bagian pertanyaan yang ditanyakan untuk setiap kelompok usia.
Empat formulir berbeda diseleksi berdasarkan usia: Jingga (0-9 Bulan), Ungu (9-24 Bulan), Krem ( 2- 4 Tahun ), dan putih ( 4-6 tahun ). Anak yang tidak memiliki keterlambatan atau peringatan dianggap telah berkembang secara normal. Jika anak memilki satu keterlambatan atau dua peringatan, pemberi perawatan diberikan aktivitas perkemabangan yang sesuai dengan usia untuk dilakukan denga anak, dan skrining ulang dengan PDQ-II dilakukan 1 bulan kemudian. Jika dalam skrining ulang anak memiliki satu atau lebih keterlambtan, danver 2 harus diberikan secepat mungkin.

2.3 SKRINING PERKEMBANGAN DAN INTERPRETASI
Uji skrining hanya kan berhasil jika diberikan oleh individu yang berpengalaman yang memberikannya. Uji skrining merupakan alat yang digunakan oleh tenaga terlatih bantuan,ada resiko dalm skrining jika tenaganya tidak terlatih atau tidak ada pengawasan yang tepat.
Skrining perkembangan perlu mengkaji gambaran keseluruhan perkembangan, seperti halnya pertumbuhan dan kesehatan. Tes DDST 2 sebaiknya digunakan sebagai bagian dari survailens perkembangan , suatu pendekatan perawatan kesehatan primer yang konverhensof dan teru-menerus yang melibatkan orangtua sebagai mitra para professional ( Frankenburg, 1994b).
Penilaian DDST ini menilai perkembangan anak dalam 4 faktor diantaranya penilaian terhadap personal social motorik halus, bahasa, dan motorik kasar dengan persyaratan tes sebagai berikut.
1. Lembar formulir DDST II.
2. Alat bantu atau peraga seperti benang wol merah, manic-manik, kubus berwarna merah, kuning, hijau dan biri, permainan bola kecil, serta bola tenis kertas dan pencil.
Adapun cara pengukuran DDST adalah sebagai berikut :
1. Tentukan usia anak pada saat pemeriksaan.
2. Tarik garis pada lembar DDST-II dengan usia yang telah ditentukan
3. Lakukan pengukuran pada anak tiap komponen dengan batasan garis yang ada mulai dari motorik kasar, bahasa, motorik halus, dan personal social
4. Tentukan hasil penilaian apakah normal, meragukan, atau abnormal, sesuai dengan form DDST-II.

Keterangan:
• Dikatakan meragukan apabila terdapat II keterlambatan atau lebih pada dua sector atau dua keterlambatan atau lebih pada satu sector ditambah satu keterlambatan pada satu sector atau lebih.
• Dikatakan meragukan apabila terdapat dua keterlambatan atau lebih pada satu sector atau terdapat satu keterlambatan pada satu sector, atau lebih.
• Dapat juga dengan menentukan ada tidaknya keterlambatan pada masing-masing sector bila menilai setiap sector atau tidak menyimpulkanan gangguan perkembangan keseluruhan (Soedjiningsih, 1998).

2 Response to "perlunya form DDST untuk menilai perkembangan anak"

  1. nursingbooks says:
    31 Oktober 2010 pukul 17.00

    terima kasih yaaa file nya ...

    eh kalo kunjungi juga blog saya ini http://tanyo-nursingbooks.blogspot.com

  2. tumbur says:
    1 Agustus 2019 pukul 20.47

    maaf bertanya, apakah ddst sudah dinormakan ke norma Indonesia?

Posting Komentar