PENINGKATAN KESEHATAN BAYI BARU LAHIR DAN KELUARGA

Penyesuaian terhadap kehidupan ektrauterin
Perubahan fisiologis terberat yang terjadi pada neonates adalah transmisi dari sirkulasi janin atau plasenta ke respirasi independen. Factor-faktor yang mempengaruhi transmisi normal ini atau yang meningkatkan asfiksia (keadaan hipoksemia, hiperkapnia, dan asidosis) janin akan mempengaruhi penyesuaian janin terhadap kehidupan ekstrauterin.
Penyesuaian Segera
1. System respirasi
Perubahan fisiolis yang paling kritis dan segera adalah memulai bernafas yang rangsangannya dapat berasal dari kimia ( ogsigen rendah, karbondiokasida tinggi, dan pH rendah) dan Suhu.
2. System sirkulasi
Perubahan sirkulasi memungkinkan darah mengelir melalui paru. Perubahan ini terjadi akibat perubahan tekanan dalam paru, jantung, dan pembuluh besar transisi dari sirkulasi janin ke sirkulasi pasce kelahiran mencangkup penutupan fungsional pintas janin : foramen ovale, duktus arteriosus, dan duktus venosus.
Status Fisiologis system lain
1. Termoregulasi
Kapasitas produksi panas bayi kucup memadai, tetapi ada beberapa factor predisposisi terjadinya kehilangan panas yang berlebihan pada bayi yaitu area permukaan kulit bayi yang luas, tipisnya kulit bayi merupakan isolasi yangburuk untuk mempertahankan suhu tubuh, mekanisme peningkatan panas bayi melalui menggigil.
2. System hemopoetika
Volume darah bayi baru lahir bergantung pada jumlah darah yang ditrasfer dari plasenta. Volume darah bayi full term sekitar 80-85 ml/kg BB. Segera setelah lahir volume total sekitar 300ml, tetapi bergantung berapa lama bayi melekat pada plasenta dengan penambahan volume darah sebanyak 100 ml.
3. Keseimbangan cairan dan elektrolit
Perubahan terjadi pada volume air tubuh total. Saat lahir 73%dari BB total bayi adalah cairan dibandingkan dengan orang dewasa sekitar 58%. Proporsional cairan ektraseluler bayi lebih tinggi disbanding orang dewasa yang mengkibatkan kadar natrium dan klorida tubuh lebih tinggi, dan kadar lkalium, magnesium, dan fosfat lebih rendah. Kecepatan perukaran cairan pada bayi 7x lebih cepat disbanding orang dewasa dan laju metabolism dua kali lebih cepat terkait BBnya sehingga asam terbentuk dengan cepat dan mempercepat terjadinya asidosis.
4. System gastrointestinal
Kemampuan bayi baru lahir dalam mencerna, mengabsorbsi dan memetabolisme bahan makanan sudah adekuat, tetapi terbatas hanya pada beberapa fungsi. Enzim sudah adekuat untuk menangani protein dan karbohidrat ssederhana (monosakarida dan disakarida), tetapi propduksi amylase pancreas yang kurang, dapat mengganggu pemakaian karbohidrat kompleks polisakarida).
5. Sistem ginjal
Volume total urin per 24 jam sekitar 200 ml-300 ml pada skhir minggu pertama, akan tetapi saat kandung kemih meragang, terjadi pengosongan kandung kemih secara volunteer sampai volumenya 15 ml, sehingga menyebabkan 20x kencing perhari.
6. System kulit
Pada saat lahir, semua struktur kulit sudah ada, tetapi banyak fungsi kulit masih imatur. Jarak epidermis dan dermis sangat regang dan tipis. Kelenjer sebesea sangat aktif. Kelenjer ini terpusat pada kepala. Wajah, dan genitalia.kelenjer ekrin (keringat) sudah berfungsi saat lahir. Kelenjer apokrin masih belum berfungsi sampai pubertas.
7. System muskulo skeletal
System skeletal mengandung lebih banyak kertilago dari tulang osifikasi. System muscular sudah hampir terbentuk sempurna dimana ukurannya lebih disebabkab oleh hipertropi dibandingkan hiperplasi sel.
8. Pertahanan terhadap infeksi
Pertahanan pertama adalah kulit dan memnbran mukosa. Pertahanan kedua adalah elemen seluler dari system imun sepertineutrofil, monosit, eosinofil, dan limfosit T limfosit B, tetapi respon peradangan jaringan untuk melokalisasi infeksi masih imatur.
9. System endokrin
System endokrin sudah berkembang, tapi fungsinya masih imatur.misalnya lobus posterior kelenjer hipofise menghasilkan hormone antidiuretik (ADH) masih dalam jumlah yang terbatas.
10. System neurologis
Kebanyakan fungsi neurologis berupa refleks primitive. System sarat otonom sangat penting karena saraf ini merangsang respirasi awal, membantu mempertahankan keseimbangan asam basa, dan mengatur sebagian control suhu.
11. Fungsi Sensoris
a) Penglihatan
Fovea sentralis belum berdiferensiasi sempurna, otot similari imatur, pupil bereaksi terhadap cahaya, kelenjer air mata berfungsi usia 2-4 minggu. Kemampuan berfokus bayi pada objek terang atau bergerak berjarak 20 cm. ketajaman penglihatan 20/100 dan 20/400
b) Pendengaran
Tajam pendengaran sama dengan orang dewasa. Neonatus dapat beraksi terhadap suara keras sekitar 90 dB dengan refleks terkejut. Suara frekuensi rendah yang didengar terlihat pada penurunan aktifitas motorik dan menangis. Suara frekuensi tinggi yang didengar diekspresikan dengan sikap waspada.
c) Penghidu
Bereaksi terhadap bau yang keras dengan menoleh. Bayi dapat mengenali bau ASI dari ibunya.
d) Pengecap
Mampu membedakan berbagai rasa. Misalnya jika merasa asam, bibirnya akan mengerut, jika merasa pahit, akn muncul ekspresi kecewa.kuncup pengecap terdistribusi terutama pada ujung lidah.
e) Perabaan
Bayi mampu mengindra sensasi taktil pada seluruh tubuhnya, meskipun tangan dan kaki adalah bagian yang paling sensitive.
PENGKAJIAN KLINIS USIA GESTASIONAL
Pengkajian usia gestasional merupakan criteria penting karena morbiditas dan mortalitas perinatal sangat berhubungan dengan usia gestasional dan berat badan lahir.
Berat badan berhubungan dengan usia gestasional. Usia gestasional lebih berhubungan erat dengan maturitas janin dibandingkan berat badan lahir. Karena herediter mempengaruhi ukuran bayi baru lahir, maka pencatatatan ukuran anggota keluarga lainnya merupakan bagian proses pengkajian.
Bayi yang beratnya cukup untuk u8sia gestasional (antara persentil 10sampai 90) dapat dianggap mengalami pertuymbuhan dengan kecepatan normal tanpa memerhatikan saat kelahiran preterm, term, post term. Bayi yang besar untuk usia gestasional (di atas persentil 90)dapat diaggap mengalami laju pertumbuhan dengan kecepatan tinggi selama kehidupan janin, bayi kecil untuk usia gestasional, (di bawah persentil 90 )dapat dianggap mengalami retardasi atau keterlambatan pertumbuhan intrauterine. Sesudah menentukan usia gestasional sesuai skala Ballard, maka bayi baru lahir akan dikelompokkan menjadi satu dari sembilan kemungkinan kategori berat badan lahir dan usia gestasional.: AGA-term, prterm, postterm(Dodd, 1996). Bayi dengan berat badan lahir 600 g memiliki mortalitas lebih dari 50%, bayi dengan berat badan 1400 g memiliki mortalitas 25-50 % dan bayi dengan barat badan 2750 g memiliki mortalitas kurang dari 4% .
Pengukuran umum. Bayi full term memiliki lingkar kepala rata-rata 33 dan 35,5 cm. Lingkar dada adalah 30,5 sampai 33cm. Lingkar kepala juga dapat dibandingkan dengan panjang mahkota dudukan, atau tinggi duduk. Panjang mahkota dudukan biasanya 31-35cm. severn (1994)menemukan bahwa lingkar kepala neonatus dan panjang mahkota dudukan merupakan alat yang lebih akurat untuk mengidentifikasi bayi beresiko; lingkar kepala nampaknya sama atau lebih besar samai 1cm dari panjang mahkota dudukan pada 62%bayi yang diperiksa dan ditentukan sebagai normosefalik.
Lingkar perut pada bayi baru lahir diukur tepat di atas umbilicus, pada sat tali pusat masih ada. Mengukur lingkar perut di bawah umbilicus tidaklah tepat karena status kandung kemih dapat mempengaruhi pembacaan.
Panjang kepala-tumit juga diukur karena bayi biasanya dalam keadaan fleksi maka harus dilakukanekstensi penuh sebelumnya saat kita akan mengukur panjang badan total. Panjang rata-reata bayi baru lahir adalah 48-53cm.
Timbanglah barat badan segera setelah lahir karena normalnya, neonatus kehilangan berat badan sekitar 10% berat badan lahir pada hari ke 3 sampai 4 karena hilangnya cairan ekstrasel dan mekoneum ayng banyak serta terbatasnya asupan cairan.
Kategori pengukuran lainnya adalah suhu aksilar. Suhu tubuh inti bervariasi sesuai periode reaktifitas namun biasanya sekitar 36,5 sampai 37,6’C. Pengukuran suhu aksila dilakukan 5 menit, sedangkan pengukuran suhu rectal 3 menit.
Denyut nadi dan respirasi bervariasi sesuai periode reaktifitas dan tingkh laku bayi namun biasanya berkisar 120-140 denyut/menit dan 30-60 napas/menit. Keduanya diukur selama 1menit. Denyut jantung diukur secara apical dengan stetoskop, dan arteri femoralis dipalpasi untuk menentukan kekuatan dan isinya.
Pengukuran tekanan darah dianjurkan. Tekanan darah paling mudah dan akurat diukur dengan osilometri (dinamap), meskipun alat ini kurang dapat dipercayai jika tekanahn arteri rerata di bawah 40mmHg. Tekanan osilometrik reratab systole /diastole adalah 65/41 pada usia 1-3 hari. Bandingkan tekanan darah di ekstremitas atas dan bawah yang seharusnya sama.
Keadaan umum. Postur neonatus fullterm selalu fleksi penuh karena posisi inutero. Kebanyakan bayi dilahirkan dengan presentasi puncak kepala disertai fleksi kepala dan daguberada pada dada atas , lengan fleksi dengan tangan menggemgam , tungkai fleksi pada lutut dan ;panggul, dan kaki dorsofleksi. Kolumna vertebralis juga fleksi.
Tingkah laku bayi terutama yang diperhatikan adalah derajat kesiagaan, mengantuk dan iritabilitas, yang merupakan rtanda umum pada masalah neurologis. Hal perlu saat pengkajian adalah:
• Apakah bayi mudah terjaga dengan suara keras?
• Apakah bayi merasa nyaman sat diayun-ayun, disusui, atau dibelai-belai?
• Apakah terlihat adanya periode tidur dalam dan dangkal?
• Ketika terjaga, apkah bayi merasa puas setelah disusui?
• Rangsangn apa yang dapat menimbulkan respon bayi?
• Ketika terganggu bagaimana reaksi bayi?
Kulit. Tekstur kulit bayi baru lahir adalah lembut dan halus, terutama di sekitar mata, tungkai, danaspek dorsal tangan dan kaki dan skotum atau labia. Warnanya berfvariasi bergantung rasdan latar belakang keluarga.
Kepala. Observasi umum mengenaimkontur kepala. Pada kelahiran dengan presentasi puncak kepala, kepala biasanya mendatar pada dahi, dengan puncak meninggi membentuk titik pada ujung tulang parietal, dan oksipital. Kontur kepala yang lebih oval biasanya jelas terlihat pada hari 1 sampai 2 setelah lahir.
Enam tulang: frontalis, oksipitalis, dua parietalis, dan dua temporalis membentuk kranium. Di antara sambungan antara tulang-tulang tersebut melekat pita jaringan ikat yaitu sutura. Di antara sambungan sutura terdapat fontanela.Dua fontanela yang paling tampak pada bayi adalah fontanela anterior dan posterior.
Mata. Sebaiknya kita memeriksa kelopak duluuntuk mengetahui ada tidaknya edema, yang normalnya muncul selama 2 hari pertamasetela persalinan. Perhatikan kesimetrisan mata. Air mata mungkin keluar saat lahir, namun cairan yang keluar dari mata segera setelah lahir adalah abnormal.Untuk melihat struktur perrmukaan mata, bayi dipegang telentang dan kepala sedikit diturunkan. Mata biasanya akan terbuka. Sklera harus terlihat putih dan jernih.
Kornea diperiksa untuk mengetahui adanya kekeruhan atau pengabutan. Refleks kornea normalnya sudah ada saat lahir namun biasanya tidak terlihat kecuali dicurigai adanya kerusakan otak atau mata. Pupil biasanya akan berespons tehadap cahaya dengan berkonstriksi. Pupil normalnya tak segaris. Refleks merah harus diperiksa.
Telinga. Pemeriksaan telinga mencakup posisi, struktur, fungsi pendengarannya. Punck pina biasanya terletak pada bidang horizontal segaris dengan kantus mata. Pemeriksaan otoskop tidak diperlukan karena kanalis terisi verniks kaseosa dan cairan amnion sehingga menyulitkan visualisasi membrane timfani.
Kemampuan pendengaran. Refleks terkejut dpat dilihat saat suara keras mendadak dibunyikan dekat bayi.
Hidung biasanya datar setekah lahir dan memar seringterjadi. Patensi kanalis nasalis dapat dikaji denga menutup mulut dan salah satu lubang hidung dengan tangan dan perhatikan aliran udara melalui lubang yang tidak tertutup Bersin dan mucus encer putih adalah biasa, tetapi jika cairannya kental, berdarah tanpa bersin mungkin menunjukkan adanya hidung buntu karena sifilis bawaan.
Mulut dan tenggorokan. Langit-langit normalnya melengkung tinggi dan agak sempit. Temuan yang sering adalah mutiara Epstein, suatu kista epitel kecil, putih sepanjang kedua sisi garis tengah platum durum.
• Frenulum bibir atas merupakan pita jaringan tebal, merah jambuyang terletak di bawah permukaan dalam bibir atas dan memanjang ke rigi alveooral maksila.
• Frenulum lidah melekatkan sisi bawah lidah di garis tengah antara permukaan ventral liah dan ujung dasar mulut.
Uvula dapat diinspeksi ketika bayi menangis dan dagu ditekan. Jaringan tonsil biasanya tidak terlihat. Gigi natal, gigi yang ada sehjak lahir, sebaliknuya gigineonatal, gigi yang terlepas selama bulan pertama kehidupan.Laporan tentang ada/tidaknya gigi sering dikaitkan dengan abnormalitas perkembangan atau sindrom tertentu, termasuk sumbing celah bibir dan langit-langit.
Leher. Saat mel;akukan pengkajian leher, kepala sebaiknya pada posisi hiperekstensi, sedangkan punggung ditahan dengan posisi agak tegak. Perhatikan kisaran geraknya, bentuk, dan adanya masa tidak norma, dan lakukan palpasi dan bandingkan masing masing klafikula jika ada fraktur.
Dada. Bentuk dada bayi baru lahir hamper selalu bulat. Tulang rusuk sangat lentur. Prosesus Xipoideus biasanya terlihat sebagai tonjolan kecil pada ujung sternum. Sternum biasanya meninggi dan sedikit melengkung. Lakukan insoeksi dada berkenaan dengan ukuran, benuk, dan bentukan, lokasi, dan jumlah puting. Pembesaran payudara sering terlihat pada bayi baru lahir pada hari ke 2 atau ke3 dan disebabkan oleh hormone maternal. Terkadang cairan semacam susu disekresi dari payudara bayi pada akhir minggu pertama. Puting berlebih dapat ditemukan di dada bahkan aksila.
Paru. Pernafasan bayi baru lahir tidak teratur dan abdominal, serta frekuensinya berkisar antara 30 dan 60x/menit. Henti nafas yang kurang dari 20 detik masih dianggap normal. Awalnya nafas bayi kuat, selanjutnya bayi bernapas tenang, dan iramanya teratur. Lakukan auskultasi saat bayi sedang tenang. Bunyi auskultasi harus sama pada kedua sisi yang simetris. Krepitasi segera setelah lahir menunjukkan adanya daerah apru yang mengalami atelektasis.
Jantung. Denyut jantung diauskultasi dengan frekuensi denyutan 100-180x/menit segera setelah lahir dan ketika kondisi bayi stabil, 120-140x/menit. Titik intensitas maksimal (PMI) dapat dipalpasi dan biasanya berada pada rongga interkostal 4-5, sebelah meial dari gais midklavikuler kiri. PMI menunjukkan lokasi jantung, yang dapat bergeser pada keadaan tertentu. Dekstrokardia, suatu anomaly posisi jantung yang terletak di sisi kanan tubuh, organ perut bisa juga terbalik disertai abnormalitas sirkulasi yang mungkin menyertai. Auskultasi komponen spesifik bunyi jantung sangat sulit karena cepatnya denyutan dan efektifnya transmisi suara napas. Akan tatapi, S1 dan S2 harus jelas dan tegas. Bunyi kedua sedikit lebih tinggi dan tajam dibandingyang pertama. Bising sangat sering terdengar pada bayi baru lahir, terutama pada sekitar dasar janung atau di sebelah kiri batas sternumrongga interkostal 3 dan 4.
Abdomen. Kontur normal abdomen adalah silindris dan biasanya menonjol dngan beberapa venayang tampak. Bising usus terdengar dalam 15-20 menit setelah kelahiran. Gelombang gerakan peristaltic dapat terlihat pada bayi kurus.
Lakukan palpasi setelah menginspeksi perut. Hati normalnya teraba 1-3cm di bawah batas kosta kanan.Ujung limpa kadang –kadang dapat diraba, tetapi jika teraba lebih dari 1cm di bawah batas kosta kiri, menunjukkan adanya pembesaran . Palpasi ginjal apabila teraba, setengah bawah ginjal kanan dan ujung ginjal kiri terletak 1-2cm di atas umbillikus. Palpasi denyut femoral normalnya kuat dan sama kanan kiri.
Genitalia femina. Normalnya, labia minora, labia mayora, dan klitoris tampak edema, terutama setelah persalinan presentasi bokong. Normalnya, lubang uretra terletak di belakang klitoris. Himenal tag kadang-kadang terlihat dari muara posterior vagina. Cairan vagina mungklin ditemukan pada minggu pertama kehidupan. Pseudomenstruasi ini merupakan manifestasi penurunan mendadak hormone maternal. Cairan tinja dari muara vagina menunjukkan adanya fistula rektovagina. Verniks kaseosa mungkin terdapat dalam jumlah banyak di antara labia.
Genitalia maskulina. Penis diinspeksi pada lokasi muara uretranya, yang biasanya terletak pada ujung. Akan tetapi , muara bias tertutup oleh prepusium, atau kulup , yang menutupi glans penis. Prepusium ketat jangan diretraksi paksa ; untuk mencari meatus urinarius biasanya bias dilkukantanpa retraksi kulup. Smegma, suatu zat seperti keju,sering ditemukan di sekitar glans penis, di bawah kulup. Lesimkecil, putih, keras (mutiara epitel)ditemukan di ujung prepusium. Ereksi sering terjadi pada bayi baru lahir. Skrotum besar, bengkak, dan menggantung, akan ditemukan pada bayi fullterm, terutama bayi presentasi bokong. Palpasi skrotum harus dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya testis.
Punggung dan anus. Lakukan inspeksi tulang belakang dengan posisi bayi berbaring tengkurap. Bentuk tulang belakang biasanya membulat lembut tanpa tanda khas lengkung –S yang terlihat di kemudian hari. Kantong yang menonjol sepanjang tulang belakang, tersering di daerah sacral menunjukkan beberapa bentuk spina bifida. Sinus kecil, berhubungan dengan tulang belakang adalah sinus pilonidal. Sinus ini biasanya ditutup oleh sejumput rambut. Perhatikan lipatan gluteal pada bayi yang masih telungkup.Adanya muara anus dan keluarnya mekoneum selama 24-48 ajm pertama kehidupanmenunjukkan patensi anal.
Ekstremitas. Periksa kesimetrisan, kisaran gerak, refleks. Hitung jari tangan dan kaki. Kelebihan jari (polidaktili) atau menyatunya jari (sindaktili). Sindaktili parsial pada antara jari kaki dua dan tiga merupakan variasi yang sering terjadi pada bayi normal. Dasar kuku harus berwarna merah jambu, meskipun sedikit kebiruan terlihat pada akrosianosis. Telapak tangan harus memiliki garis-garis. Telapak kaki datar dengan bantalan kaki yang menonjol. Bayi baru lahir akan memperlihatkan kisaran gerak penuh pada sendi siku, panggul, bahu, dan lutut. Gerakan harus simetris, lembut, dan tanpa tahanan.Ketiadaan gerakan lengan menunjukkan potensial paralis cedera kelahiran. Periksa ekstremitas bawah mengenai panjang tungkai, kesimetrisan, dan abduksi serta fleksi panggul.
Dua refleks harus dibangkitkan, yaitu refleks menggenggam, dan refleks babinski.
Sistem neurologist. Pengkajian status neurologist merupakan bagian kritis pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir. Kebanyakan uji neurologist dilakukan selama evaluasi sistem tubuh, seperti membangkitkan refleks local dan mengobservasi postur, tonus otot, dan control kepala serta gerakan.
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BARU LAHIR DAN KELUARGANYA
A. PENGKAJIAN
Bayii baru lahir memerlukan observasi cermat dan terampil untuk memastikan apakah telah tercapai penyesuaian yang memuaskan terhadap kehidupan ekstrauterin. Pengkajian fisik setelah kelahiran dapat dibagi 4 fase :
1. Pengkajian awal menggunakan system scoring APGAR
a. Penilaian awal
Nilai kondisi bayi :
• APAKAH BAYI MENANGIS KUAT/BERNAFAS TANPA KESULITAN ?
• APAKAH BAYI BERGERAK DG AKTIF/LEMAS?
• APAKAH WARNA KULIT BAYI MERAH MUDA, PUCAT/BIRU?
APGAR SCORE
• Merupakan alat untuk mengkaji kondisi bayi sesaat setelah lahir meliputi 5 variabel (pernafasan, frek. Jantung, warna, tonus otot & iritabilitas reflek)
• Ditemukan oleh Dr. Virginia Apgar (1950)

Dilakukan pada :
• 1 menit kelahiran
yaitu untuk memberi kesempatan pd bayi untuk memulai perubahan
• Menit ke-5
• Menit ke-10
penilaian dapat dilakukan lebih sering jika ada nilai yg rendah & perlu tindakan resusitasi. Penilaian menit ke-10 memberikan indikasi morbiditas pada masa mendatang, nilai yg rendah berhubungan dg kondisi neurologis
SKOR APGAR
TANDA 0 1 2
Appearance Biru,pucat Badan pucat,tungkai biru Semuanya merah muda
Pulse Tidak teraba < 100 > 100
Grimace Tidak ada Lambat Menangis kuat
Activity Lemas/lumpuh Gerakan sedikit/fleksi tungkai Aktif/fleksi tungkai baik/reaksi melawan
Respiratory Tidak ada Lambat, tidak teratur Baik, menangis kuat


Preosedur penilaian APGAR
• Pastikan pencahayaan baik
• Catat waktu kelahiran, nilai APGAR pada 1 menit pertama dg cepat & simultan. Jumlahkan hasilnya
• Lakukan tindakan dg cepat & tepat sesuai dg hasilnya
• Ulangi pada menit kelima
• Ulangi pada menit kesepuluh
• Dokumentasikan hasil & lakukan tindakan yg sesuai
Penilaian
Setiap variabel dinilai : 0, 1 dan 2
Nilai tertinggi adalah 10
• Nilai 7-10 menunjukkan bahwa by dlm keadaan baik
• Nilai 4 - 6 menunjukkan bayi mengalami depresi sedang & membutuhkan tindakan resusitasi
• Nilai 0 – 3 menunjukkan bayi mengalami depresi serius & membutuhkan resusitasi segera sampai ventilasi
2. Pengkajian Klinis Usia Gestasional
3. Pengkajian Transisi selama periode reaktivitas
4. Pengkajian fisik sistematis
B. PERENCANAAN
Tujuan bagi bayi dan keluarga adalah sebagai berikut :
1. Bayi akan mempertahankan patensi jalan napas
2. Bayi akan mempertahankan suhu tubuh yang stabil
3. Bayi tidak akan mengalami infeksi atau cedera
4. Bayi akan mendapatkan nutrisi optimal
5. Keluarga akan memperlihatkan tingkah laku keterikatan
6. Keluarga akan menyiapkan diri pemulangan dan asuhan di rumah

C. INTERVENSI
D. IMPLEMENTASI
• Mempertahankan Patensi Jalan Napas
o Sambil menilai pernafasan secara cepat, letakkan bayi dg handuk di atas perut ibu
o Bersihkan darah/lendir dr wajah bayi dg kain bersih & kering/ kassa
o Periksa ulang pernafasan
o Bayi akan segera menagis dlm waktu 30 detik pertama setelah lahir
jika tdk dpt menangis spontan dallakukan :
o letakkkan by pd posisi terlentang di t4 yg keras & hangat
o gulung sepotong kain & letakkan di bwh bahu shg leher bayi ekstensi
o bersihkan hidung, rongga mulut, & tenggorokan by dg jari tangan yg dibungkus kassa steril
o tepuk telapak kaki by sebanyak 2-3x/ gosok kulit by dg kain kering & kasar
Kebiasaan yang harus dihindari
LANGKAH-LANGKAH ALASAN TIDAK DIANJURKAN
Menepuk pantat bayi Trauma/cedera
Menekan dada Patah, pneumothorax, gawat nafas, kematian
Menekan kaki bayi ke bagian perutnya Merusak pembuluh darah dan kelenjar pada hati/limpa, perdarahan
Membuka sphincter anusnya Merusak /melukai sphincter ani
Menggunakan bungkusan panas/dingin Membakar/hipotermi
Meniupkan oksigen/udara dingin pada tubuh/wajah bayi hipotermi
Memberi minuman air bawang Membuang waktu, karena tindakan resusitasi yang tidak efektif pada saat kritis
Penghisapan lendir
• Gunakan alat penghisap lendir mulut (De Lee)/ alat lain yg steril, sediakan juga tabung oksigen & selangnya
• Segera lakukan usaha menghisap mulut & hidung
• Memantau mencatat usaha nafas yg pertama
• Warna kulit, adanya cairan / mekonium dlm hidung / mulut hrs diperhatikan
Mempertahankan Kestabilan Suhu Tubuh
Dengan cara :
• Keringkan bayi secara seksama
• Selimuti bayi dg selimut/kain bersih, kering & hangat
• Tutup bagian kepala bayi
• Anjurkan ibu untuk memeluk & menyusukan bayinya
• Lakukan penimbangan stl bayi mengenakan pakaian
• Tempatkan bayi di lingk yg hangat
Perlindungan dari infeksi dan cedera
• Memberikan obat tetes mata/salep
• diberikan 1 jam pertama by lahir yaitu ; eritromysin 0,5%/tetrasiklin 1%.
• Yang biasa dipakai adalah larutan perak nitrat/ neosporin & langsung diteteskan pd mata bayi segera stl bayi lahir
BBL sangat rentan terjadi infeksi, sehingga perlu diperhatikan hal-hal dalam perawatannya.
• Cuci tangan sebelum & setelah kontak dg bayi
• Pakai sarung tangan bersih pd saat menangani bayi yg blm dimandikan
• Pastikan semua peralatan (gunting, benang tali pusat) telah di DTT, jika menggunakan bola karet penghisap, pastukan dlm keadaan bersih
• Pastikan semua pakaian, handuk, selimut serta kain yg digunakan untuk bayi dlm keadaan bersih
• Pastikan timbangan, pipa pengukur, termometer, stetoskop & benda2 lainnya akan bersentuhan dg bayi dlm keadaan bersih (dekontaminasi setelah digunakan)
o Identifikasi
• Peralatan identifikasi BBL harus selalu tersedia
• Alat yg digunakan; kebal air, tepi halus dan tidak melukai, tdk mudah sobek dan tdk mudah lepas
• Harus tercantum ; nama bayi (Ny) tgl lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu
• Di tiap tempat tidur harus diberi tanda dg mencantumkan nama, Tgl lahir, nomor identifikasi
Perawatan mata
o Pemberian Vitamin K
• untuk mencegah terjadinya perdarahan krn defisiensi vit. K
• Bayi cukup bulan/normal 1 mg/hari peroral selama 3 hari
• Bayi berisiko 0,5mg – 1mg perperenteral/ IM
o Pemberian vaksin Hepatitis B (HBV)
o Penapisan/Skrining penyakit pada bayi baru lahir
o Penapisan Pendengaran bayi baru lahir universal
o Mandi
o Asuhan Umbilikus, setelah plasenta lahir & kondisi ibu stabil, ikat atau jepit tali pusat
Cara :
• celupkan tangan yg masih mggnakan sarung tangan ke dlm klorin 0,5% untuk membersihkan darah & sekresi tubuh lainnya
• bilas tangan dengan air matang /DTT
• keringkan tangan (bersarung tangan)
• letakkan bayi yang terbungkus diatas permukaan yang bersih dan hangat
• ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dr pusat dengan menggunakan benang DTT. Lakukan simpul kunci/ jepitkan
• Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang sekeliling ujung tali pusat & lakukan pengikatan kedua dg simpul kunci dibagian TP pd sisi yg berlawanan
• Lepaskan klem penjepit & letakkan di dlm larutan klorin 0,5%
• Selimuti bayi dg kain bersih & kering, pastikan bahwa bagian kepala bayi tertutup
Sirkumsisi
Berikan Nutrsi Optimal
o Perbandingan ASI dan Sapi
o Susu evaporasi dan susu formula komersial
o Susu Botol
o Persiapan susu formula
o Jadwal pemberian susu
o Tingkah laku menyusu
Pemberian nutrisi
• Berikan asi seserig keinginan bayi atau kebutuhan ibu (jika payudara ibu penuh)
• Frekuensi menyusui setiap 2-3 jam
• Pastikan bayi mendapat cukup colostrum selama 24 jam. Colostrum memberikan zat perlindungan terhadap infeksi dan membantu pengeluaran mekonium.
• Berikan ASI saja sampai umur 6 bulan
• Peningkatan Hubungan Kelekatan Orang tua – Bayi
o Tingkah laku bayi
o Kelekatan Ibu
o Keterlibatan ayah
o Kelahiran ganda dan anak berikutnya
o Saudara kandung (Sibling)

• Persiapan Pemulangan dan Asuhan dirumah
 Popok basah 6-10 perhari
 Meyusu ASI-bayi puas dan menyusu setiap 1 ½ sampai 3 jam per hari
 Susu formula berhasil,
 Sirkumsisi-cuci hanya dengan air hangat , terbentuk eksudat kuning, tak berdarah, plastibelll utuh dalam 48 jam
 Tinja- paling tidak setiap 48 – 72 jam (susu boto) atau dua sampai tiga perhari ASI
 Warna- Merah jambu samoai kemerahan ketika menangis ; merah jambu sentral ketika istirahat atau tidur
 Aktivitas- empat sampai lima kali periode bangun per hari dan siaga terhadap suara- suara ligkungan
 Tali pusat terletak diatas garis popok , tak berbau, kering,
 Tanda vital : Detak Jantung 120 sampai 140 denyut/ detik pada saat istitrahat, frekunsi respirasi 30 – 55 saat istirahat tanpa bukti retraksi sterna, mengorok atau lubang hidung megar suhu 36,3samapi 37 celcius,
 Posisi tidur- Terlentang
E. EVALUASI
Efektifitas intervensi keperawatan ditentukan oleh pengkajian ulang dan evaluasi asuhan
keperawatan berkelanjutan pada panduan observasi berikut :
1. Observasi warna dan pola pernapasan bayi
2. Pantau suhu aksilar secara teratur, observasi adanya tanda-tanda kedinginan seperrti disters pernapasan
3. Observasi adanya infeksi terutama pada umbilicus atau tempat sirkumsisi periksa pita identetifikasi
4. Pantau berat badan setiap hari
5. Observasi interaksi antara bayi dan anggota keluarga, wawancarai keluarga tentang perasaan mereka terhadap bayi baru lahir
6. Observasi kemampuan orang tua untuk member asuhan kepada bayi , wawancarai orang tua mengenai setiap keprihatinan terhadap asuhan bayi dirumah
7. Observasi cara orang tua menggunakan tempat duduk restrein pengaman di mobil saat dipulangkan

0 Response to "PENINGKATAN KESEHATAN BAYI BARU LAHIR DAN KELUARGA"

Posting Komentar