Tiga Kata Untuk Tiga Keadaan

Hidup di dunia bagi seorang mukmin merupakan daftar panjang menghadapi aneka ujian yang datang dari Allah Sang Pencipta Yang Maha Berkehendak lagi Maha Kuasa. Terkadang hidup diwarnai dengan kondisi suka dan terkadang dengan kondisi duka. Seorang mukmin tidak pernah mengeluh apalagi menyalahkan Allah ketika sedang diuji dengan kesulitan hidup. Ia selalu berusaha untuk tetap bersabar manakala ujian duka melanda hidupnya. Sebaliknya seorang mukmin tidak bakal lupa bersyukur tatkala sedang diuji dengan karunia kenikmatan dari Allah. Demikian indah dan bagusnya respon seorang mukmin menghadapi aneka ujian hidup sehingga Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam mengungkapkan ketakjuban beliau.

عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ

ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ

خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

“Sungguh menakjubkan urusan orang beriman! Sesungguhnya semua urusannya baik. Dan yang demikian tidak dapat dirasakan oleh siapapun selain orang beriman. Jika ia memperoleh kebahagiaan, maka ia bersyukur. Bersyukur itu baik baginya. Dan jika ia ditimpa mudharat, maka ia bersabar. Dan bersabar itu baik baginya.” (HR Muslim 5318)

Bahkan Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam mengajarkan kita agar memberikan respon yang sesuai untuk setiap kondisi ujian yang sedang datang kepada diri seorang mukmin. Dalam hadits di bawah ini sekurangnya Nabi mengajarkan tiga jenis ucapan berbeda untuk merespon tiga jenis kondisi ujian yang menghadang seorang mukmin dalam hidupnya di dunia.

من أنعم الله عليه بنعمة فليحمد الله ومن استبطأ الرزق

فليستغفر الله ومن حزبه أمر فليقل لا حول ولا قوة إلا بالله

”Barangsiapa dikaruniai Allah kenikmatan hendaklah dia bertahmid (memuji) kepada Allah, dan barangsiapa merasa diperlambat rezekinya hendaklah dia beristighfar kepada Allah. Barangsiapa dilanda kesusahan dalam suatu masalah hendaklah mengucapkan "Laa haula walaa quwwata illaa billaahil'aliyyil'adzhim." (Tiada daya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung)" (HR. Al-Baihaqi dan Ar-Rabii')

Pertama, saat menghadapi kondisi memperoleh kenikmatan. Dalam kondisi seperti ini seorang mukmin diharuskan mengucapkan pujian bagi Allah, yaitu mengucapkan Alhamdulillah. Sebab dengan dia mengucapkan kalimat yang menegaskan kembali bahwa segala karunia berasal hanya dari Allah, maka berarti ia menutup segala celah negatif yang bisa jadi muncul dan diolah setan, yaitu menganggap bahwa kenikmatan yang ia peroleh adalah karena kehebatan dirinya dalam berprestasi. Setan sangat suka menggoda manusia dengan menanamkan sifat ’ujub atau bangga diri bilamana baru meraih suatu keberhasilan atau kenikmatan. Manusia dibuat lupa akan kehadiran Allah yang pada hakekatnya merupakan sumber sebenarnya dari datangnya kenikmatan. Jika Allah tidak izinkan suatu kenikmatan sampai kepada seseorang bagaimana mungkin orang tersebut akan pernah dapat menikmatinya?

Sebenarnya dalam kehidupan di dunia kenikmatan Allah senantiasa tercurah kepada segenap hamba-hambaNya. Bahkan jumlah nikmat yang diterima setiap orang selalu saja jauh melebihi kemampuan orang itu untuk mensyukurinya. Jangankan kemampuan bersyukur seseorang melebihi nikmat yang ia terima dari Allah, bahkan sebatas mengimbanginya saja sudah tidak akan pernah sanggup. Maka, saudaraku, marilah kita lazimkan diri untuk sering-sering mengucapkan kalimat tahmid, baik saat kita menyadari datangnya nikmat maupun tidak.

Kedua, saat merasa berada dalam kondisi rezeki sedang diperlambat. Dalam kondisi seperti ini seorang mukmin disuruh untuk banyak mengucapkan kalimat istighfar. Kalimat istighfar berarti kalimat mengajukan permohonan agar Allah mengampuni dosa-dosa kita. Nabi Hud menyuruh kaumnya untuk beristighfar dan menjamin bahwa dengan melakukan hal itu, maka hujan deras bakal turun. Istilah ”hujan” di dalam tradisi ajaran Islam seringkali bermakna rezeki. Sehingga kaitannya menjadi sangat jelas. Orang yang sedang merasa rezekinya lambat atau seret kemudian ia beristighfar, maka ia sedang berusaha mengundang turunnya hujan alias rezeki dari Allah.

وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا

“Dan (Hud berkata): "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Rabbmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu." (QS Hud ayat 52)

Ketiga, kondisi sedang dilanda kesusahan dalam suatu masalah. Menghadapi kondisi seperti iniNabi shollallahu ’alaih wa sallam menyuruh seorang mukmin untuk membaca kalimat Laa haula walaa quwwata illaa billaahil'aliyyil'adzhim. Kalimat ini sungguh sarat makna yang bermuatan aqidah. Bayangkan, kalimat ini bila diterjemahkan menjadi: Tiada daya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Kalimat ini kembali mengingatkan kita akan pentingya kemantapan iman Tauhid seorang mukmin. Begitu si mukmin membaca kalimat tersebut dengan penuh pemahaman, penghayatan dan keyakinan, maka saat itu juga jiwanya akan meninggi dan berusaha menggapai kekuatan dan pertolongan Allah yang Maha Kuat lagi Maha Terpuji. Bila Allah telah mengizinkan kekuatan dan pertolonganNya datang kepada seseorang, maka masalah manakah yang tidak bakal sanggup diatasinya?

Oleh karena itu, sekali lagi kami tegaskan, Islam sangat mencela sikap ketergantungan seseorang kepada selain Allah saat menangani masalahnya. Hanya Allah tempat bergantung, tempat kembali dan tempat memohon pertolongan. Hanya Allah tempat kita ber-tawakkal. Malah seorang mukmin tidak boleh ber-tawakkal kepada dirinya sendiri.

ياَ حَيُّ ، يَا قَيُّومُ ، بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيثُ ، أَصْلِحْ لِي شَأْنِي كُلِّهِ ،

وَلَا تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ ، وَلَا إِلَى أَحَدٍ مِنَ النَّاسِ

“Wahai Allah Yang Maha Hidup, wahai Allah Yang Senantiasa Mengurusi, tidak ada tuhan selain Engkau, dengan rahmatMu aku memohon pertolongan, perbaikilah keadaan diriku seluruhnya dan jangan Engkau serahkan nasibku kepada diriku sendiri (walau) sekejap mata, tidak pula kepada seorang manusiapun.” (HR Thabrani 445)

Di Sepanjang Usia Muda Kita


Inilah Rasulullah, mengisahkan sepenggal suasana dari suasana-suasana Mahsyar. Hari itu, jarak matahari tidak lagi dihitung puluhan kilometer dari bumi, tapi bahkan lebih dekat lagi. Siapapun bisa menerka betapa dahsyatnya terik panas itu.

Hingga kucuran keringat mampu menenggelamkan pemiliknya. Sampai ada yang berharap, jika memang dirinya penghuni neraka, minta untuk segera dimasukkan saja ke sana, karena sudah tidak tahan merasakan bara panas daratan Mahsyar. Sebuah persangkaan keliru memang. Namun ini cukup menggambarkan kedahsyatan suasana di padang luas itu, pada hari itu.

Tapi Rasulullah, dalam suasana semacam itu, ’menghembuskan’ kabar menyejukkan ke dalam dada setiap sahabat, yang telah merasakan manisnya keimanan. Rasulullah berkisah akan hari itu, bahwa ternyata ada hamba, yang justru menikmati keteduhan dan sejuknya bernaung di bawah ’arsy Allah Tentu mereka yang merasakan itu, bukan orang sembarangan. Tapi mereka adalah hamba pilihan, yang memang dikenal kedekatan mereka dengan Rabbnya.

Tujuh kriteria hamba yang disebutkan Rasulullah, yang akan mendapatkan keutamaan zhilâl (naungan) itu, sebelum mereka bernikmat-nikmat di dalam jannah-Nya. Satu diantaranya, ”Pemuda yang tumbuh dengan senantiasa beribadah kepada Allah.” Inilah berita langit yang menggembirakan itu, yang disambut begitu antusias oleh para pemuda, pemilik iman dan ketakwaan saat itu.


Lalu, di sepanjang usia muda kita........ .
Telahkah kita turut bergembira dengan kabar wahyu ini? Adakah jiwa kita terbawa ke suasana Mahsyar, ’mencoba’ merasakan kengeriannya, lalu kita pun menyibukkan diri dengan persiapan menuju ke sana, agar nantinya kita termasuk satu dari tujuh kelompok yang diistimewakan itu?

Pemuda yang senantiasa beribadah kepada Rabbnya

Semoga saja, pemuda itu adalah kita. Pemuda yang bernikmat-nikmat dalam ibadah. Yang memuaskan batinnya dengan ibadah. Ibadah apapun, sepanjang itu dicintai dan diridhai Allah. Atau setidaknya, ada cita-cita yang dibarengi usaha menuju ke sana. Sedikit demi sedikit.

Ini, teramatlah penting untuk kita perhatikan. Karena masa muda yang tidak dipuaskan dalam ibadah, tentu kelemahan fisik di masa tua, semakin menghalangi kita dari ibadah tersebut. Berpuas-puas dengan ibadah, di sanalah keimanan menemukan manisnya. Letih memang di awalnya, tapi di ujungnya, manis dan sejuk yang terasa memenuhi relung jiwa. Jika sudah begini, bukankah di sini letaknya kebahagiaan?

Ketika hari ini, pikiran kita dicemari, diajarkan bahwa kebahagiaan hanya didapatkan dengan memuaskan hawa nafsu. Ketika hari ini, kita dibiasakan mencari kebahagiaan di jalan-jalan dosa dan kemaksiatan. Tibalah masanya, untuk menyadari bahwa kita ternyata ditipu. Sekaranglah waktunya, memahami bahwa hakikat kebahagiaan hanya kita dapatkan di atas jalan ketakwaan.

Di atas jalan ini, kita diingatkan, jelmaan kebahagiaan bukan pada menumpuknya simpanan harta, atau di atasnya kedudukan sosial kita, atau ketika dikelilingi wanita-wanita cantik nan menarik. Bukan di sana letaknya kebahagiaan. Dan bukan ke sana kita mencarinya.

Di atas jalan ini, kita diajari, semakin kita mendekat kepada Allah, semakin ia begitu terasa kehadirannya. Demikianlah, ketetapan Allah yang berlaku bagi hamba-Nya. Memang, tidak mudah meraihnya, sebab ia barang termahal kehidupan. Dan ia, sepenuhnya milik hamba yang dipenuhi dadanya dengan keimanan, yang selalu menghamba kepada Allah Rabbul ’Izzah. Karenanya, ia tidak berujung seiring berhentinya menghirup nafas kehidupan. Bahkan terus, hingga kaki menapak masuk ke dalam jannah-Nya.

Berbeda orang yang kufur kepada Rabbnya, atau yang menyia-nyiakan hidupnya di jalan panjang kemaksiatan. Mungkin juga sempat merasakan kebahagiaan itu. Tapi tidak berapa lama. Sedang di akhirat, siksaan dan azab yang keras, hanya itu yang diterima.
Padahal, akhirat itulah yang kekal. Dan perjalanan ke sana lebih membutuhkan perbekalan.

Allah berfirman, artinya,
"Dan berbekallah, sungguh sebaik-baik bekal adalah takwa." QS. Al-Baqarah: 197
Karenanya, ketika Allah menunjukkan kita jalan untuk merasakan manisnya keimanan, jangan pernah menyia-nyiakannya. Meskipun berhadapan dulu dengan berlapis-lapis ujian.

Firman Allah, artinya,
"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, ’kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sungguh Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sungguh Allah mengetahui orang-orang yang benar, dan sungguh Dia mengetahui orang-orang yang dusta." (QS. al-’Ankabut: 2-4).


Ketika keimanan kita diuji, dengan bertebarannya aurat wanita yang bebas dinikmati kapan saja.

Ketika bara syahwat mendidih-didih, lalu peluang melampiaskannya terbentang luas di depan mata.

Ketika ukhti kita telah memahami akan wajibnya hijab syar’i, lalu larangan justru datang dari orang yang paling dicintainya; orang tua mereka.

Ketika istiqamah semakin terasa sulit di saat-saat sendirian, sedangkan keimanan bisa saja tergadaikan dengan kesenangan dunia yang menggiurkan.

Ingatkan hati kita akan indahnya kesabaran.

"Fashbir shabran jamîlan", maka bersabarlah kamu dengan kesabaran yang baik. Dan pahamilah, kita tak sendirian dalam ujian. Hanya saja tingkatan ujian itu tak sama untuk setiap hamba. Ia bergantung setinggi mana takwa dan keimanan kita kepada Allah. Karenanya, ucapkanlah apa yang diucapkan Nabiyyullah Ya’qub, "fashabrun jamîl", maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku) .

Memang, ujian itu berat bagi hati. Bahkan kadang terlampau berat, di sela-sela kita menapaki jalan kehidupan. Jika sudah begini, bisikkan ke hati dan telinga kita; beginilah cara Allah menunjukkan cinta-Nya kepada sang hamba.

Allah berfirman, artinya:
"Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu', (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya." (QS. Al-Baqarah: 45,46).
Di ayat yang lain Allah mengabarkan, artinya,

"Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar, dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar." (QS. Fushshilat: 35).

Rasululullah bersabda,yang artinya:

"Dan siapa yang menyabarkan dirinya, Allah pun akan memberinya kesabaran. Dan tidak ada karunia yang lebih baik dan lebih lapang, yang diberikan kepada seseorang, melebihi kesabaran." (HR. Bukhari dan Muslim).


Kita punya banyak teladan dalam sejarah. Petiklah hikmah dari mereka, yang kesabaran menjadi penolongnya dalam mempertahankan keimanan. Bacalah kisah-kisah para nabi, orang-orang shiddîq, para syuhadâ dan shalihîn, yang memiliki kesabaran berlipat-lipat. "Ridhwânullâh ’alaihim jamî’an". Ridha Allah atas semua mereka.

"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu, dan kuatkanlah kesabaranmu, dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu), dan bertakwalah kepada Allah, pasti kamu beruntung." ( QS. Ali ’Imran : 200).

Yasir sekeluarga, satu teladan tentang kesabaran yang hidup subur dalam dada sahabat Rasulullah. Tekanan mental dan siksaan raga, bahkan semakin menambah keyakinannya; kesabaran ternyata ’jalan pintas’ menuju surga. ”Bersabarlah, wahai keluarga Yasir. Balasan bagimu adalah surga,” begitu Rasulullah meyakinkan sahabat beliau yang mulia ini.
Karenanya, jika ujian semakin berat terasa, semoga kitalah pemilik keimanan yang tengah diuji oleh Rabb kita; Allah. Semoga juga, cerita kepemudaan kita, tidak lain ia tumbuh di atas jalan-jalan kebaikan, dengan hanya mengharap ridha, ampunan dan pahala di sisi Allah SWT. Âmîn.

Ku Tunggu Kau di Garis Depan Perlawanan!!


Ya Alloh, kuatkanlah…..kuatkanlah….
Kaulah satu-satunya sumber kekuatan. teguhkan kepalan yang menyimpan citacita jihad menuju mahligai keridhoanMu. tanpaMu, kami bukan siapa-siapa. tanpaMu, kami tak berarti apa-apa. laa hawla wa laa quwwata illa billlaah….

wahai diri…
tak bosanbosan aku mengingatkanmu, bahwa kita masih dalam perjalanan panjang……
jalan para pejuang dan para pujangga peradaban nan mulia. jalan peperangan panjang para ksatria yang miliki kekuatan ruhiyah dan kemurnian ibadah. jalan tak bertepi hingga menapak tamantaman syurga. hingga syahid menjadi akhir dari segala….

apa kau letih kawan?
kau lelah?
aku pun iya
tapi, lupakanlah!
tak ada waktu untuk berkesah
teruslah bergerak, berhentilah mengeluh
pegang erat pundakku dan saling menguatkan ketika mulai terjatuh
hancurkan thagutthagut yang merupa dalam hati. memenggal setiap leherleher berhala yang bersemedi di jiwa. menerjang belantara hawa nafsu yang kian meraja dan setan yang terus menggoda...

dan doadoa yang kita titipkan dalam sujudsujud panjang. juga mimpimimpi yang kita rangkai di langitlangit malam bersama milyaran bintang. tak hanya sekadar merasa bisa, tapi juga bisa merasa. sejarah masih mencari aktoraktor baru untuk menuntaskan skenario abadi ini….

tidakkah kau ingin ikut mengambil bagian? menapak jejak-jejak kesholehan. menggenggam kuat dua pusaka yang telah diwariskan: alQuran alKareem dan sunnah Rosul yang mulia. juga surat yang dituliskan dengan dua warna: hitam pena para ulama dan merah darah para syuhada‘….

wahai Robb,
sampaikanlah salamku padanya,
pada mereka yang dulu berteriak lantang: Hayya Bil Jihad!!
pada mereka yang dulu merangkulku erat dan menasehatiku agar tak jatuh.
sampaikanlah salamku padanya,
pada mereka yang dulu berjanji untuk selalu bersama dakwah.
pada mereka yang dulu mengajariku arti perjuangan dan makna keikhlasan.

kembalilah!!
kembalilah pada bingkai garis keteladanan yang mulia…
kembalilah pada barisan Ghuroba’ yang mencintai Alloh dan Allohpun mencintaiNya.
berapa banyak lagi tamparan yang kau butuhkan untuk menyadarkanmu? tidakkah kau lihat fitnah bertebaran membolakbalikkan haq dan batil dalam seketika. juga bumi yang semakin renta. semua manusia sedang menanti kedatangannya. saatnya hampir tiba. umat telah memanggilmanggil jiwamu. Islam telah menantimu menuju puncak kejayaan. rapatkan barisan rapatkan barisan!

tak ada waktu lagi, kawan…
kutunggu kau di garis depan perlawanan!!

manajemen balita sakit

KONSEP DASAR PENYAKIT-PENYAKIT BERDASARKAN MTDS PADA BALITA SAKIT
Balita sakit, berumur 2 bulan sampai 5 tahun
1. Pneumonia
Pneumonia, inflamasi parenkim paru, merupakan penyakit yang sering terjadi pada masa kanak-kanak namun lebih sering terjadi pada masa bayi dan masa kanak-kanak awal. Secara klinis pneumonia dapat terjadi sebagai penyakit primer atau sebagai komplikasi dari penyakit lain. Secra morfologik, pneumonia digolongkan menjadi :
Pneumonia lebih sering diklasifikasikan berdasarkan morfologi, bentuk klinis, dan agens etiologi: virus, atipikal (mikoplasma), bakteri, atau aspirasi benda asing. Pneumonia juga dapat disebabkan oleh histomikosis, koksidiodomikosis, dan jamur lainnya. Agens penyebabnya diidentifikasi dari riwayat klinis, usia anak, riwayat kesehatan umum, pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik, radiografi, dan pemeriksaan laboratorium
2. Diare
Diare didefinisikan sebagai peningkatan dari frekuensi tinja atau konsistensinya menjadi lebih lunak sehingga dianggap abnormal oleh ibunya. Untuk keperluan diagnosis, secara epidemiologis dalam masyarakat, diare didefinisikan sebagai berak lembek cair sampai cair 3-5 kali perhari.
Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat. Penyakit ini ditularkan secara fecal-oral melalui makanan dan minuman yang tercemar. Diare adalah penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak di negara berkembang. Sekitar 80% kematian yang berhubungan dengan diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Penyebab utama kematian karena diare adalah dehidrasi sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit melalui tinja.
Penyebab diare akut paling sering adalah faktor infeksi. Pada garis besarnya dibagi menjadi 2 golongan yaitu infeksi parenteral dan enteral. Infeksi enteral merupakan infeksi dalam usus dimana 50 % diare pada anak disebabkan karena virus.
Diare didefinisikan sebagai peningkatan dari jumlah tinja dan penurunan konsistensi tinja dari lembek cair sampai cair, dengan atau tanpa darah dan atau tanpa lendir di dalam tinja, di mana manifestasi klinik yang utama adalah kehilangan air dan elektrolit melalui saluran cerna. Untuk keperluan diagnosis, secara epidemiologis dalam masyarakat, diare didefinisikan sebagai berak lembek cair sampai cair 3-5 kali perhari. Berdasarkan waktunya, diare dibagi menjadi diare akut dan diare kronik. Diare kronik adalah diare yang melanjut hingga 2 minggu atau lebih.
Pembagian diare menurut Depkes meliputi diare tanpa tanda dehidrasi, dehidrasi ringan sedang, dan dehidrasi berat. Dehidrasi terjadi bila cairan yang keluar lebih banyak daripada cairan yang masuk. Diare tanpa tanda dehidrasi terjadi jika kehilangan cairan <5% BB, diare dehidrasi ringan sedang jika kehilangan cairan 5-10% BB, dan diare dehidrasi berat jika kehilangan cairan >10% BB.
3. Disentri
Disentri berasal dari bahasa Yunani, yaitu dys (=gangguan) dan enteron (=usus), yang berarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas, tinja lendir bercampur darah [1]. Gejala-gejala disentri antara lain adalah:
• Buang air besar dengan tinja berdarah
• Diare encer dengan volume sedikit
• Buang air besar dengan tinja bercampur lender(mucus)
• Nyeri saat buang air besar (tenesmus)
Disentri atau diare berdarah adalah salah satu jenis diare yang paling berbahaya. Secara umum penyakit ini lebih berat dan lebih banyak menyebabkan kematian dibandingkan dengan jenis diare yang lain.
Pada tahun 1898. bersamaan dengan saat Amerika menyatakan perang terhadap Kuba, ditemukan bakteri penghasil toksin shiga pada tentara yang berperang. Dimana pada saat itu kebanyakan tentara meminum air dari kubangan didekat mereka karena keterbatasan persediaan air bersih. kuman penyebab disentri, Shigella dysenteriae type 1 (Sd1 ) ditemukan abad lalu, epidemi yang luas telah dilaporkan di afrika, asia dan amerika latin. Salah satu epidemi terbesar terjadi di Amerika Latin pada tahun 1969 dan 1973 dimana terjadi 500.000 kasus disentri dan menyebabkan meninggalnya 20.000 orang.
Disentri adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman Disentri. Disentri terdiri dari dua golongan yaitu Disentri Basiler dan Disentri Amuba, yang bisa dibedakan dari pemeriksaan tinja melalui pemeriksaan mikroskopik di laboratorium. Penularan penyakit Disentri berlangsung secara Oro-Fekal, artinya penyakit ini ditularkan melalui makanan/minuman/alat makan- minum yang tercemar tinja yang mengandung kuman Disentri.
4. Penyakit berat dengan demam
Demam adalah suatu keadaan saat suhu badan melebihi 370C yang disebabkan oleh penyakit atau peradangan. Anak yang memiliki suhu tinggi karena suhu tinggi berkepanjangan dapat menyebabkan sawan. Demam yang melebihi 3 hari mungkin merupakan malaria atau penyakit yang disebabkan oleh nyamuk lainnya.
5. Malaria
Malaria adalah penyakit disebabkan 4 spesies parasit protozoa Plasmodium, yaitu: P. vivax, P. malariae, P. ovale & P. falciparum.yang dibawa gigitan nyamuk betina Anopheles, vektornya.
6. Campak
Penyakit Campak (Rubeola, Campak 9 hari, measles) adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini disebabkan karena infeksi virus campak golongan Paramyxovirus.
Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum rimbulnya ruam kulit dan 4 hari setelah ruam kulit ada.
Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap 2-3 tahun, terutama pada anak-anak usia pra-sekolah dan anak-anak SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit ini.
Agens : virus. Sumber : sekresi saluran pernafasan, darah, dan urine orang yang terinfeksi. Transmisi : biasanya akibat kontak langsung dengan droplet orang yang terinfeksi. Masa inkubasi: 10-20 hari. Masa penularan : dari 4 hari sebelum sampai 5 hari setelah ruam muncul tetapi terutama terjadi setelah stadium prodormal (berhubungan dengan katar/radang selaput lender.
7. DBD
Demam berdarah (DB) atau demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit febril akut yang ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran geografis yang mirip dengan malaria. Penyakit ini disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Setiap serotipe cukup berbeda sehingga tidak ada proteksi-silang dan wabah yang disebabkan beberapa serotipe (hiperendemisitas) dapat terjadi. Demam berdarah disebarkan kepada manusia oleh nyamuk Aedes aegypti.
8. MASTOIDITIS
Mastoiditis adalah segala proses peradangan pada sel- sel mastoid yang terletak pada tulang temporal. Biasanya timbul pada anak-anak atau orang dewasa yang sebelumnya telah menderita infeksi akut pada telinga tengah. Gejala-gejala awal yang timbul adalah gejala-gejala peradangan pada telinga tengah, seperti demam, nyeri pada telinga, hilangnya sensasi pendengaran, bahkan kadang timbul suara berdenging pada satu sisi telinga (dapat juga pada sisi telinga yang lainnya)
Epidemiologi
Masih belum diketahui secara pasti , tetapi biasanya terjadi pada pasien-pasien muda dan pasien dengan gangguan system imu.
Patofisiologi/etiologi
Mastoiditis adalah hasil dari infeksi yang lama pada telinga tengah, bakteri yang didapat pada mastoiditis biasanya sama dengan bakteri yang didapat pada infeksi telinga tengah. Bakteri gram negative dan streptococcus aureus adalah beberapa bakteri yang paling sering didapatkan pada infeksi ini. Seperti telah disebutkan diatas, bahwa keadaan-keadaan yang menyebabkan penurunan dari system imunologi dari seseorang juga dapat menjadi faktor predisposisi mastoiditis. Pada beberapa penelitian terakhir, hampir sebagian dari anak-anak yang menderita mastoiditis, tidak memiliki penyakit infeksi telinga tengah sebelumnya. Bakteri yang berperan pada penderita anak-anak ini adalah S. Pnemonieae.
Seperti semua penyakit infeksi, beberapa hal yang mempengaruhi berat dan ringannya penyakit adalah faktor tubuh penderita dan faktor dari bakteri itu sendiri. Dapat dilihat dari angka kejadian anak-anak yang biasanya berumur di bawah dua tahun, pada usia inilah imunitas belum baik. Beberapa faktor lainnya seperti bentuk tulang, dan jarak antar organ juga dapat menyebabkan timbulnya penyakit. Faktor-faktor dari bakteri sendiri adalah, lapisan pelindung pada dinding bakteri, pertahanan terhadap antibiotic dan kekuatan penetrasi bakteri terhadap jaringan keras dan lunak dapat berperan pada berat dan ringannya penyakit.
9. INFEKSI TELINGA
Infeksi-infeksi telinga dapat terjadi pada telinga luar, tengah dan dalam. Telinga luar adalah bagian telinga yang tampak. Itu termasuk keseluruhan bagian luar telinga (auricle), yang terdiri dari tulang rawan dan kulit, dan daun telinga. Telinga luar juga termasuk saluran telinga (jalan terus yang membawa suara dari luar tubuh ke gendang telinga). Gendang telinga (tympanic membrane) adalah suatu membran tipis yang berlokasi pada ujung paling dalam dari saluran telinga yang memisahkan telinga luar dan telinga tengah.
Telinga tengah adalah ruangan kecil sebesar kacang polong berlokasi tepat dibelakang selaput gendang telinga. Itu secara normal terisis dengan udara yang masuk ke area itu melalui saluran-saluran eustachian/eustachian tubes (kanal-kanal yang pergi dari belakang hidung dan tenggorokan menuju telinga tengah). Saluran-saluran eustachian (kadangkala disebut saluran-saluran auditory) mencegah penumpukan tekanan didalam telinga-telinga. Mereka umumnya tetap tertutup, namun terbuka selama menelan dan menguap untuk mengimbangi tekanan udara pada telinga tengah dengan tekanan udara diluar telinga. Telinga tengah juga mengandung tulang-tulang kecil yang mengirim getaran-getaran dari selaput gendang telinga ke telinga dalam.
Telinga dalam terdiri dari cochlea (struktur yang mengandung organ yang diperlukan untuk mendengar) dan labyrinth (rongga-rongga saling berhubungan yang membantu memelihara keseimbangan). Syaraf yang berakhir pada telinga dalam merubah getaran-getaran suara kedalam signal-signal menuju ke otak yang mengizinkan terjadinya pendengaran.
Kebanyakan infeksi-infeksi telinga terjadi pada telinga luar atau tengah – infeksi-infeksi telinga dalam adalah jarang. Infeksi-infeksi telinga tidak menular. Bagaimanapun, infeksi-infeksi virus (seperti selesma, influensa) yang dapat mendahuluinya adalah menular dan dapat menjurus ke infeksi-infeksi telinga. Infeksi-infeksi telinga adalah lebih umum pada anak-anak daripada orang-orang dewasa karena saluran-saluran mereka lebih pendek dan sempit, membuat mereka lebih sulit untuk mengalir. Sebagai tambahan, jaringan adenoid (adenoid tissue) dibelakang tenggorokan lebih besar dan dapat menghalangi tabung-tabung eustachio.
10. EDEMA
Edema merupakan pemupukan cairan diruang intersisial, yang dapat disebabkan oleh :
1. Peningkatan tekanan kapiler, antara lain :
• retensi air dan garam oleh ginjal
• tekanan vena meningkat oleh karena :
 gagal jantung
 bendungan vena local
 kegagalan pompa vena
• tahanan arteriola menurun karena :
 panas badan meningkat
 kelumpuham saraf simpatis
 vasodilator
2. kekurangan protein plasma
• kehilangan protein dari ginjal ( penyakit sindrom nefrotik )
• kehilangan protein melalui kulit ( luka bakar )
• produksi protein darah dihati terganggu ( penyakit hati, kekurangan gizi )
3. permeabilitas kapiler meningkat karena :
• reaksi imun, urtikaria
• toksin
• infeksi bakteri
 defisiensi vitamin C
• iskemia yang lama
• luka bakar
4. saluran limfe tersumbat atau terputus karena :
• operasi ( terpotong / terjahit )
• penyakit kanker
• infeksi cacing filariasis
11. KURUS
Ada dua hal penting yang menentukan anak kurus atau tidak. Pertama, kurus karena BB-nya kurang menurut umur, sementara tinggi badannya sesuai umur atau kurang menurut umur. Kedua, kurus karena tinggi badannya yang lebih menurut umur sementara beratnya cukup menurut umur. Contoh: Di usia 2 tahun Winda memiliki TB 90 cm (idealnya 88,6 cm), Winda dikategorikan jangkung. Dari segi usia, BB-nya yang 10 kg termasuk normal (90% dari BB ideal) namun ia terlihat kurus karena TB-nya lebih.
KAPAN HARUS CURIGA
BB kurang bisa disebabkan asupan nutrisi yang kurang, aktivitas anak yang berlebih, atau ada penyakit yang melatarinya sehingga asupan makanannya tidak terserap secara optimal. Anak tergolong kurus kalau:
- BB anak tidak naik setiap bulan sesuai dengan umurnya.
- BB bertambah tapi tidak sesuai dengan BB ideal menurut umur.
- Asupan nutrisi bagus tapi anak tetap kurus, boleh jadi fungsi daya serap ususnya terganggu. Sari makanan yang dibutuhkan mungkin ikut terbuang bersama kotoran. Masalah penyerapan ini harus diselesaikan dulu sebelum memperbaiki asupan.
- Anak batuk berkepanjangan, pucat, lesu, dan tak bernafsu makan.
BB yang tidak kunjung naik bisa disebabkan oleh penyakit infeksi seperti TBC, infeksi saluran kemih, infeksi parasit, dan sebagainya. Selain dapat mengganggu sistem metabolisme tubuh, infeksi dapat membuat anak sulit makan. Selama penyakit-penyakit ini tidak disembuhkan, anak tetap akan kurus dan BB-nya pun tidak akan bertambah. Untuk memastikan, coba perhatikan kondisi tubuhnya. Biasanya anak tampak.

12. ANEMIA
Istilah anemia mendeskripsikan keadaan penurunan jumlah SDM dan/atau konsentrasi hemoglobin (Hb) di bawah nilai normal. Sebagai akibat dari penurunan ini, kemampuan darah untuk membawa oksigen menjadi berkurang sehingga ketersediaan oksigen untuk jaringan mengalami penurunan. Anemia merupakan kelainan hematologic yang paling sering dijumpai pada masa bayi dan kanak-kanak. Anemia bukan suatu penyakit tetapi merupakan indikasi atau manifestasi proses patologik yang mendasarinya.
KLASIFIKASI MTBS BALITA
• Masalah saluran nafas
- Pneumonia berat atau penyakit sangat berat
- Pneumonia
- Batuk : bukan pneumonia
• Diare
- Diare dehidrasi berat
- Diare dehidrasi ringan/sedang
- Diare tanpa dehidrasi
- Diare persisten berat
- Diare persisten
- Disenteri
• Demam
- Penyakit berat dengan demam
- Malaria
- Demam mungkin bukan malaria
- Penyakit berat dengan demam
• Campak
- Campak dengan komplikasi berat
- Campak dengan komplikasi ada matadan / atau mulut
- Campak
• Dengue
- Demam berdarah dengue (dbd)
- Mungkin dbd
- Demam :mungkin bukan dbd
• Masalah telinga
- Mastoiditis
- Infeksi telinga akut
- Infeksi telinga kronis
- Tidak ada infeksi telinga
• Memeriksa status gizi
- Sangat kurus dan / atau edem
- Kurus
- Normal
• Memeriksa anemia
- Anemia berat
- Anemia
- Tidak anemia

2.2 PENGKAJIAN DATA ( TANDA/GEJALA ) YANG SERING TERDAPAT PADA FORM MTBS
Tanyakan Pada Ibu Mengenai Masalah Anaknya
Tanyakan apakah kunjungan pertama atau kunjungan ulang untuk masalah tersebut.
• Jika kunjungan pertama, lakukan penilaian pada anak
• Jika kunjungan ulang, gunakan petunjuk pada pelayanan tindak lanjut.

Memeriksa Tanda Bahaya Umum
Tanyakan:
• Apakah anak bisa minum atau menyusu?
• Apakah anak selalu memuntahkan semuanya?
• Apakah anak menderita kejang?
Lihat:
• Apakah anak tampak letargis atau tidak sadar?

Seorang anak dengan tanda bahaya umum memerlukan penanganan SEGERA, selesaikan penilaian ini dan lakukan penanganan segera, sehingga rujukan tidak terlambat.

Tanyakan Keluhan Utama :
A. Apakah anak menderita batuk atau sukar bernapas?
Jika Ya, Tanyakan : Berapa lama?
Lihat Dan Dengar:
• Hitung napas dalam 1 menit.
• Perhatikan, adakah tarikan dinding dada ke dalam.
• Dengar adanya stridor.
Umur Anak : Napas cepat apabila:
2 bulan - <12 bulan 50 kali atau lebih per menit
12 bulan - <5 tahun 40 kali atau lebih per menit

1. Pneumonia Berat Atau Penyakit Sangat Berat
Tanda dan Gejala
• Ada tanda bahaya umum
• Tarikan dinding dada ke dalam
• Stridor

2. Pneumonia
Tanda dan Gejala
• Napas cepat

3. Batuk : Bukan Pneumonia
Tanda dan Gejala
• Tidak ada tanda-tanda pneumonia atau penyakit sangat berat.

B. Apakah anak menderita diare?
Jika Ya, Tanyakan:
• Sudah berapa lama?
• Adakah darah dalam tinja?
Lihat Dan Raba:
• Lihat keadaan umum anak:
Apakah:
- Letargis atau tidak sadar?
- Gelisah dan rewel/mudah marah?
• Lihat apakah matanya cekung?
• Beri anak minum
Apakah:
- Tidak bisa minum atau malas minum?
- Haus, minum dengan lahap?
• Cubit kulit perut untuk mengetahui turgor.
Apakah kembalinya:
- Sangat lambat (lebih dari 2 detik)?
- Lambat?
Untuk Dehidrasi
1. Diare Dehidrasi Berat
Tanda dan Gejala :
Terdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut:
• Letargis atau tidak sadar
• Mata cekung.
• Tidak bisa minum atau malas minum.
• Cubitan kulit perut kembali sangat lambat.
2. Diare Dehidrasi Ringan/Sedang
Tanda dan Gejala :
Terdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut:
• Gelisah, rewel /mudah marah.
• Mata cekung.
• Haus, minum dengan lahap.
• Cubitan kulit perut kembali lambat.
3. Diare Tanpa Dehidrasi
Tanda dan Gejala :
• Tidak cukup tanda-tanda untuk diklasifikasikan sebagai diare dehidrasi berat atau ringan/sedang.
Diare 14 Hari atau Lebih
1. Diare Persisten Berat
Tanda dan Gejala :
Ada dehidrasi
2. Diare Persisten
Tanda dan Gejala :
Tanpa dehidrasi
Darah Dalam Tinja
3. Disentri
Tanda dan Gejala
Ada darah dalam tinja

C. Apakah anak demam ?
(pada anamnesis teraba panas atau suhu ≥ 37.5°C)
Tanyakan :
• Sudah berapa lama anak demam?
• Jika lebih dari 7 hari, apakah demam setiap hari?
• Apakah pernah mendapat obat anti malaria dalam 2 minggu terakhir?
• Apakah anak menderita Campak dlm 3 bulan terakhir?
Lihat Dan Raba :
• Lihat dan raba adanya kaku kuduk.
• Lihat adanya pilek.
• Lihat adanya tanda-tanda campak saat ini:
- Ruam kemerahan di kulit yang menyeluruh
- Terdapat salah satu gejala berikut : batuk, pilek
• Tentukan daerah risiko malaria :
- Risiko Tinggi, Risiko Rendah atau Tanpa Risiko.
• Jika Risiko Rendah/Tanpa Risiko malaria, tanyakan:
- Apakah anak berkunjung keluar daerah ini dalam 2 minggu terakhir?
- Jika ya, tentukan daerah Risiko sesuai tempat yang dikunjungi,
• Ambil sediaan darah: tidak dilakukan untuk daerah Tanpa Risiko
- Periksa RDT jika belum pernah dilakukan dalam 28 hari terakhir,atau
- Periksa mikroskopis darah jika sudah pernah dilakukan RDT dalam 28 hari terakhir
Risiko Tinggi Malaria
1. Penyakit Berat Dengan Demam
Tanda dan Gejala :
• Ada tanda bahaya umum.
• Kaku kuduk.
2. Malaria
Tanda dan Gejala :
• Demam. ( pada anamnesis atau teraba panas atau suhu > 37.5° C )
• RDT positif
3. Demam : Mungkin Bukan Malaria
Tanda dan Gejala :
• Demam. ( pada anamnesis atau teraba panas atau suhu > 37.5 ° C )
• RDT negatif
Risiko Rendah Malaria
1. Penyakit Berat Dengan Demam
Tanda dan Gejala :
• Ada tanda bahaya umum.
• Kaku kuduk.
2. Malaria
Tanda dan Gejala :
• Tidak ada pilek
• Tidak ada campak
• Tidak ada penyebab lain dari demam
3. Demam : Mungkin Bukan Malaria
Tanda dan Gejala :
• Ada pilek
• Ada campak
• Ada penyebab lain dari demam

Tanpa Risiko Malaria
1. Penyakit Berat Dengan Demam
Tanda dan Gejala :
• Ada tanda bahaya umum
• Kaku kuduk
2. Demam Bukan Malaria
Tanda dan Gejala :
● Tidak ada tanda bahaya umum dan tidak ada kaku kuduk

Jika anak menderita campak saat ini atau 3 bulan terakhir:
• Lihat adanya luka di mulut. Apakah dalam / luas?
• Lihat adanya nanah pada mata.
• Lihat adanya kekeruhan pada kornea.
1. Campak Dengan Komplikasi Berat
Tanda dan Gejala :
• Ada tanda bahaya umum
• Kekeruhan pada kornea mata
• Luka di mulut yang dalam atau luas.
2. Campak Dengan Komplikasi Pada Mata Dan / Atau Mulut
Tanda dan Gejala :
• Mata bernanah
• Luka di mulut.
3. Campak
Tidak ada tanda-tanda diatas.

Klasifikasikan Demam untuk Demam Berdarah Dengue, hanya jika : demam 2 sampai dengan 7 hari
Tanyakan :
• Apakah demam mendadak tinggi dan terus-menerus?
• Apakah ada bintik merah di kulit atau perdarahan dari hidung/gusi?
• Apakah anak muntah? Jika YA:
- Apakah sering?
- Apakah muntah dengan darah atau seperti kopi?
• Apakah berak berwarna hitam?
• Apakah ada nyeri ulu hati atau anak gelisah?
Lihat Dan Raba
Periksa tanda-tanda syok :
• Ujung ekstremitas teraba dingin dan nadi sangat lemah / tidak teraba.
Lihat adanya :
• Perdarahan dari hidung / gusi.
• Bintik perdarahan di kulit (petekie) jika sedikit dan tidak ada tanda lain dari DBD. Lakukan uji torniket jika mungkin
1. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Tanda dan Gejala :
• Ada tanda tanda syok atau gelisah
• Muntah bercampur darah/ seperti kopi
• Berak berwarna hitam
• Perdarahan dari hidung atau gusi
• Bintik-bintik perdarahan di kulit (petekie) dan uji torniket positif
• Sering muntah.
2. Mungkin DBD
Tanda dan Gejala :
• Demam mendadak tinggi dan terus menerus
• Nyeri ulu hati atau gelisah
• Bintik-bintik perdarahan di kulit
3. Demam : Mungkin Bukan DBD
Tanda dan Gejala :
• Tidak ada satupun gejala di atas
D. Apakah anak mempunyai masalah telinga?
Jika Ya, Tanyakan :
• Apakah telinganya sakit?
• Adakah cairan/nanah keluar dari telinga?
Jika Ya, berapa lama?
Lihat Dan Raba:
• Lihat, adakah cairan/nanah keluar dari telinga?
• Raba, adakah pembengkakan yang nyeri di belakang telinga?
1. Mastoiditis
Tanda dan Gejala :
• Pembengkakan yang nyeri di belakang telinga.
2. Infeksi Telinga Akut
Tanda dan Gejala :
• Tampak cairan/nanah keluar dari telinga dan telah terjadi kurang dari 14 hari
• Nyeri telinga.
3. Infeksi Telinga Kronis
Tanda dan Gejala :
• Tampak cairan/nanah keluar dari telinga dan telah terjadi selama 14 hari atau lebih.
4. Tidak Ada Infeksi Telinga
Tanda dan Gejala :
• Tidak ada sakit telinga DAN tidak ada nanah keluar dari telinga

E. Memeriksa Status Gizi
Lihat Dan Raba:
• Lihat apakah anak tampak sangat kurus?
• Lihat dan raba adanya pembengkakan di kedua punggung kaki.
• Tentukan Berat badan menurut panjang badan atau tinggi badan, apakah :
- BB / PB (TB) < -3 SD
- BB / PB (TB) ≥ -3 SD – <-2 SD
- BB / PB (TB) -2 SD – +2 SD
1. Sangat Kurus Dan / Atau Edema
Tanda dan Gejala :
• Badan sangat kurus
• BB/PB(TB) <-3SD
• Bengkak pada kedua punggung kaki
2. Kurus
Tanda dan Gejala :
• Badan kurus
• BB/PB (TB) ≥ -3SD – <-2SD
3. Normal
Tanda dan Gejala :
• BB/PB (TB) -2 SD – + 2 SD
• Tidak ditemukan tanda-tanda ke-lainan gizi diatas

F. MEMERIKSA ANEMIA
Lihat :
• Lihat tanda kepucatan pada telapak tangan
Apakah:
- sangat pucat ?
- agak pucat ?
1. Anemia Berat
Tanda dan Gejala :
• Telapak tangan sangat pucat
2. Anemia
Tanda dan Gejala :
• Telapak tangan agak pucat
3. Tidak Anemia
Tanda dan Gejala :
• tidak ditemukan kepucatan pada telapak tangan



RENCANA TINDAKAN PADA ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN
1. Batuk atau sukar bernapas
a. Pneumonia berat atau penyakit sangat berat
Rencana tindakan:
• beri dosis pertama antibiotik yang sesuai.
• rujuk segera

b. Pneumonia
Rencana tindakan:
• beri antibiotik yang sesuai.
• beri pelega tenggorokan dan pereda batuk yang aman.
• jika batuk >3 minggu, rujuk untuk pemeriksaan lanjutan
• nasihati kapan kembali segera.
• kunjungan ulang 2 hari.

c. Batuk : bukan pneumonia
Rencana tindakan:
• beri pelega tenggorokan & pereda batuk yang aman.
• jika batuk >3 minggu, rujuk untuk pemeriksaan lanjutan
• nasihati kapan kembali segera.
• kunjungan ulang 5 hari jika tidak ada perbaikan

2. Diare
a. Diare dehidrasi berat
Rencana tindakan:
• jika tidak ada klasifikasi berat lain:
- beri cairan untuk dehidrasi berat (rencana terapi c) dan tablet zinc.
• jika anak juga mempunyai klasifikasi berat lain:
- rujuk segera.
- jika masih bisa minum, berikan asi dan larutan oralit selama perjalanan.
• jika ada kolera di daerah tersebut, beri antibiotic untuk kolera

b. Diare dehidrasi ringan/ sedang
Rencana tindakan:
• beri cairan & makanan sesuai rencana terapi b dan tablet zinc.
• jika anak juga mempunyai klasifikasi berat lain:
- rujuk segera.
- jika masih bisa minum, berikan asi dan larutan oralit selama perjalanan.
• nasihati kapan kembali segera.
• kunjungan ulang 5 hari jika tidak ada perbaikan.

c. Diare tanpa dehidrasi
Rencana tindakan:
• beri cairan & makanan sesuai rencana terapi a dan tablet zinc.
• nasihati kapan kembali segera.
• kunjungan ulang 5 hari jika tidak ada perbaikan.


d. Diare persisten berat
Rencana tindakan:
• atasi dehidrasi sebelum dirujuk, kecuali ada klasifikasi berat lain.
• rujuk.


e. Diare persisten
Rencana tindakan:
• nasihati pemberian makan untuk diare persisten.
• kunjungan ulang 5 hari

f. Disenteri
Rencana tindakan:
• beri antibiotik yang sesuai
• nasihati kapan kembali segera.
• kunjungan ulang 2 hari.

3. Demam
a. Penyakit berat dengan demam
Rencana tindakan:
• jika hasil rdt/mikroskopis positif untuk falsiparum atau mixed, beri dosis pertama suntikan artemeter.
• jika hasil rdt/mikroskopis negatif, tidak perlu diberi suntikan anti malaria.
• beri dosis pertama suntikan antibiotik.
• beri dosis pertama parasetamol jika demam tinggi ( ≥ 38.5°c).
• cegah agar gula darah tidak turun. Rujuk segera.

b. Malaria
Rencana tindakan:
• jika rdt positif falsiparum, atau positif non falsiparum, atau positif mixed, beri antimalaria oral yang sesuai (lihat bagan pengobatan)
• beri dosis pertama parasetamol jika demam tinggi ( ≥ 38.5°c).
• nasihati kapan kembali segera.
• kunjungan ulang jika tetap demam setelah minum obat anti malaria 3 hari berturut-turut

c. Demam : mungkin bukan malaria
Rencana tindakan:
• beri dosis pertama parasetamol jika demam tinggi ( ≥ 38.5°c).
• obati penyebab lain dari demam
• jika demam tiap hari selama > 7 hari, rujuk untuk pemeriksaan lanjutan.
• nasihati kapan kembali segera.
• kunjungan ulang 2 hari jika tetap demam.

d. Penyakit berat dengan demam
Rencana tindakan:
• jika hasil rdt/mikroskopis positif untuk falsiparum atau mixed, beri dosis pertama suntikan artemeter.
• jika hasil rdt/mikroskopis negatif, tidak perlu diberi anti malaria.
• beri dosis pertama suntikan antibiotik.
• beri dosis pertama parasetamol jika demam tinggi ( ≥ 38.5°c ).
• cegah agar gula darah tidak turun. Rujuk segera.

Tanpa risiko malaria
e. Penyakit berat dengan demam
Rencana tindakan:
• beri dosis pertama antibiotik yang sesuai.
• cegah agar gula darah tidak turun.
• beri dosis pertama parasetamol jika demam tinggi ( ≥ 38,5°c ).
• rujuk segera.

f. Demam : bukan malaria
Rencana tindakan:
• beri dosis pertama parasetamol jika demam tinggi ( ≥ 38,5°c.).
• obati penyebab lain dari demam
• jika demam tiap hari selama > 7 hari, rujuk untuk pemeriksaan lajutan
• nasihati kapan kembali segera.
• kunjungan ulang 2 hari jika tetap demam.

Campak
g. Campak dengan komplikasi berat
Rencana tindakan:
• beri vitamin a.
• beri dosis pertama antibiotik yang sesuai.
• jika ada kekeruhan pada kornea atau mata bernanah, bubuhi tetes/salep mata kloramfenikol/tetrasiklin tanpa kortikosteroid.
• jika demam tinggi ( ≥ 38.5°c), beri dosis pertama parasetamol.
• rujuk segera.

h. Campak dengan komplikasi pada mata dan / atau mulut
Rencana tindakan:
• beri vitamin a.
• jika mata bernanah, bubuhi tetes/salep matakloramfenikol/tetrasiklin tanpa kortikosteroid.
• jika ada luka di mulut, ajari cara mengobati dengan gentian violet.
• jika anak sangat kurus, berikan vitamin a sesuai dosis .
• kunjungan ulang 2 hari

i. Campak
Rencana tindakan:
• beri vitamin a.

Demam berdarah dengue
• jika ada syok, beri oksigen 2-4 liter/menit dan beri segera cairan intravena sesuai petunjuk.
• jika tidak ada syok tapi sering muntah atau malas minum, beri cairan infus ringer laktat/ ringer asetat, jumlah cairan rumatan.
• jika tidak ada syok, tidak muntah dan masih mau minum, beri oralit atau cairan lain sebanyak mungkin dalam perjalanan ke rumah sakit.
• jika demam tinggi ( > 38.5°c), beri dosis pertama parasetamol. Tidak boleh golongan salisilat dan ibuprofen.
• rujuk segera.

4. Masalah telinga
a. Mastoiditis
Rencana tindakan:
• beri dosis pertama antibiotik yang sesuai.
• beri dosis pertama parasetamol untuk mengatasi nyeri.
• rujuk segera.

b. Infeksi telinga akut
Rencana tindakan:
• beri antibiotik yang sesuai.
• beri parasetamol untuk mengatasi nyeri.
• keringkan telinga dengan bahan penyerap.
• kunjungan ulang 2 hari

c. Infeksi telinga kronis
Rencana tindakan:
• keringkan telinga dengan kain/ kertas peyerap setelah dicuci dengan h2o2 3%.
• beri tetes telinga yang sesuai.
• kunjungan ulang 5 hari.

5. Status gizi
a. Sangat kurus dan / atau edema
Rencana tindakan:
• beri air gula.
• hangatkan badan
• beri vitamin a.
• bila disertai diare, berikan cairan resomal atau modifikasinya.
• bila syok, berikan bolus glukosa 10% iv dan infus.
• bila ada komplikasi pada mata, beri tetes/ salep mata tanpa kortikosteroid.
• rujuk segera. Selama di perjalanan jaga kehangatan badan dan bila masih menyusu, teruskan asi.
b. Kurus
Rencana tindakan:
• lakukan penilaian pemberian makan pada anak.
• bila ada masalah pemberian makan, lakukan konseling gizi di puskesmas dan kunjungan ulang 5 hari.
• bila tidak ada masalah pemberian makan, nasihati sesuai “anjuran makan untuk anak sehat maupun sakit” dan
Kunjungan ulang 14 hari.
• nasihati kapan kembali segera

c. Normal
Rencana tindakan:
• jika anak berumur kurang dari 2 tahun, lakukan penilaian pemberian makan dan nasihati sesuai “anjuran makan untuk anak sehat maupun sakit”
• anjurkan untuk menimbang berat badan secara teratur setiap bulan.

6. Anemia

a. Anemia berat
Rencana tindakan:
• rujuk segera.
• bila masih menyusu, teruskan pemberian asi

b. Anemia
Rencana tindakan:
• beri zat besi.
• beri obat cacing
• jika daerah risiko tinggi malaria : beri antimalaria oral.
• nasihati kapan kembali segera.
• kunjungan ulang 4 minggu.


Mengajari ibu cara pemberian
Obat oral di rumah
Ikuti petunjuk di bawah ini untuk setiap obat oral yang harus diberikan di rumah.
Ikuti juga petunjuk yang tercantum dalam tiap tabel dosis obat.
• tentukan obat dan dosis yang sesuai dengan berat badan atau umur anak.
• jelaskan alasan pemberian obat.
• peragakan cara membuat satu dosis.
• perhatikan cara ibu menyiapkan sendiri 1 dosis.
• mintalah ibu memberi dosis pertama pada anak bila obat harus diberikan di klinik.
• terangkan dengan jelas cara memberi obat dan tuliskan pada label obat.
• jika memberi lebih dari 1 jenis obat, bungkus setiap obat secara terpisah.
• jelaskan bahwa semua obat harus diberikan sesuai anjuran walaupun anak telah menunjukkan perbaikan.
• cek pemahaman ibu.

Mengajari ibu cara mengobati
Infeksi lokal di rumah
• jelaskan alasan pemberian obat.
• uraikan langkah-langkah pengobatan sebagaimana tercantum dalam kotak yang sesuai.
• amati cara ibu melakukan pengobatan di klinik.
• jelaskan berapa kali dia harus mengerjakannya di rumah.
• berikan obat yang telah digunakan dalam peragaan untuk dilanjutkan di rumah.
• cek pemahaman ibu.

Mencegah agar gula darah tidak turun
● jika anak masih bisa menyusu :
Mintalah kepada ibu untuk menyusui anaknya.
● jika anak tidak bisa menyusu tapi masih bisa menelan :
Beri perahan asi, atau
Susu formula / air gula 30 - 50 ml sebelum dirujuk
Cara membuat air gula:
Larutkan 1 sendok teh gula pasir (5 gram) kedalam gelas yang berisi 50 ml air matang.
● jika anak tidak bisa menelan:
Beri 50 ml susu formula / air gula melalui pipa nasogastrik.
Jika tidak tersedia pipa nasogastrik, rujuk segera.

Pemberian cairan pra rujukan untuk
Demam berdarah dengue
Jika ada tanda syok, atasi syok dengan segera :
● beri oksigen 2 - 4 liter/ menit.
● segera beri cairan intravena * beri cairan ringer laktat / ringer asetat: 20 ml/ kgbb/ 30 menit.
● periksa kembali anak setelah 30 menit.
- jika nadi teraba, beri cairan dengan tetesan 10 ml/kg/ bb/ jam. Setelah maksimal 30 menit, rujuk segera ke rumah sakit.
- jika nadi tidak teraba, beri cairan dengan tetesan 20 ml/kg bb/ 30 menit dan rujuk segera ke rumah sakit.
● pantau tanda vital dan diuresis setiap jam.
Jika tidak ada tanda syok:
● berikan infus ringer laktat / ringer asetat sesuai dosis
- berat badan < 15 kg : 7 ml/kgbb/jam
- berat badan 15-40 kg : 5 ml/kgbb/jam
- berat badan > 40 kg : 3 ml/kgbb/jam
● jika anak bisa minum
- beri minum apa saja ** (oralit, susu, teh manis, jus buah, kaldu atau tajin ) sebanyak mungkin dalam perjalanan ke tempat rujukan.
Catatan :
* jika tidak dapat memberi cairan intravena, rujuk segera, dalam perjalanan beri oralit/ cairan lain sedikit demi sedikit dan sering.
** jangan memberi minuman yang berwarna merah atau coklat tua karena sulit dibedakan jika ada perdarahan lambung.

Tindakan pra rujukan untuk anak sangat
Kurus disertai diare.
● berikan cairan resomal atau modifikasinya sebanyak 5 ml/ kg bb melalui oral atau pipa nasogastrik sebelum dirujuk.
● cara pembuatan cairan :
1. Resomal :
- oralit 1 sachet (untuk 200 ml)
- gula pasir 10 gram ( 1 sendok makan peres )
- mineral mix 8 ml ( 1 sendok makan )
- tambahkan air matang menjadi 400 ml.
2. Modifikasi resomal.
- oralit 1 sachet (untuk 200 ml)
- gula pasir 10 gram
- bubuk kcl 0.8 gram (seujung sendok makan)
- tambahkan air matang menjadi 400 ml.
● bila tidak ada mineral mix atau kcl :
Encerkan 1 sachet oralit menjadi 400 ml dan tambahkan gula pasir 10 gram ( 1 sendok makan peres).
● jika anak masih mau minum, teruskan pemberian cairan resomal / modifikasinya selama perjalanan.
Pemberian glukosa 10% dan cairan infus pra
Rujukan untuk anak sangat kurus disertai syok.
• pemberian glukosa 10% iv bolus dengan dosis 5 mg/kg bb.
• pemberian cairan infus pada anak sangat kurus, harus hati-hati, pelan-pelan dan bertahap, agar tidak memperberat kerja jantung.
• berikan cairan infus sebanyak 15 ml/ kg bb selama 1 jam atau 5 tetes/ kg bb/ menit.
• dianjurkan menggunakan rlg 5% atau campuran rl dengan dextrosa / glukosa 10% dengan perbandingan 1:1
• bila tidak memungkinkan, dapat menggunakan rl dengan dosis sesuai di atas.
• rujuk segera.

Konseling bagi ibu
Makanan
Menilai cara pemberian makan anak
Tanyakan tentang cara pemberian makan anak. Bandingkan jawaban ibu dengan anjuran makan untuk
Anak sehat maupun sakit.
Tanyakan :
● apakah ibu menyusui anak ini?
- berapa kali sehari?
- apakah menyusui juga pada malam hari?
● apakah anak mendapat makanan atau minuman lain?
- makanan atau minuman apa?
- berapa kali sehari?
- alat apa yang digunakan untuk memberi makan/minum anak?
- jika anak kurus :
* berapa banyak makanan/minuman yang diberikan kepada anak?
* apakah anak mendapat porsi tersendiri?
* siapa yang memberi makan anak dan bagaimana caranya?
● selama anak sakit, apakah pemberian makan dirubah? Bila ya, bagaimana?

Menasihati ibu tentang masalah pemberian makan
● jika pemberian makan anak tidak sesuai dengan “anjuran makan untuk anak sehat maupun sakit” :
- nasihati ibu cara pemberian makan sesuai kelompok umur anak.
● jika ibu mengeluhkan kesulitan pemberian asi, lakukan konseling menyusui :
- lakukan penilaian cara ibu menyusui (lihat bagan bayi muda).
- tunjukkan pada ibu cara menyusui yang benar.
- jika ditemukan masalah lakukan tindakan yang sesuai.
● jika bayi berumur kurang dari 6 bulan mendapat susu formula atau makanan lain:
- anjurkan ibu untuk relaktasi:
* bangkitkan rasa percaya diri ibu bahwa ibu mampu memproduksi asi sesuai kebutuhan anaknya.
* susui bayi lebih sering, lebih lama, pagi, siang maupun malam.
* secara bertahap mengurangi pemberian susu formula atau makanan lain.
● jika bayi berumur 6 bulan atau lebih dan ibu menggunakan botol untuk memberikan susu pada anaknya
- minta ibu untuk mengganti botol dengan cangkir/ mangkuk/ gelas.
- peragakan cara memberi susu dengan mangkuk/ cangkir/ gelas.
- berikan makanan pendamping asi (mp asi) sesuai kelompok umur.
● jika anak tidak diberi makan secara aktif, nasihati ibu untuk:
- duduk di dekat anak, membujuk agar mau makan, jika perlu menyuapi anak.
- memberi anak porsi makan yang cukup dengan piring / mangkuk tersendiri sesuai dengan kelompok umur.
- memberi makanan kaya gizi yang disukai anak.
● jika ibu merubah pemberian makan selama anak sakit:
- beritahu ibu untuk tidak merubah pemberian makan selama anak sakit.
- nasihati ibu untuk memberi makanan sesuai kelompok umur dan kondisi anak.

Menasihati ibu tentang kesehatan dirinya
● jika ibu sakit, berikan perawatan untuk ibu atau rujuk
● jika ibu mempunyai masalah payudara (misalnya: bengkak, nyeri pada putting susu, infeksi payudara), berikan perawatan atau rujuk untuk pertolongan lebih lanjut.
● nasihati ibu agar makan dengan baik untuk menjaga kesehatan
● periksa status imunisasi ibu, jika dibutuhkan beri imunisasi tetanus toksoid (tt).
● pastikan bahwa ibu memperoleh informasi dan pelayanan terhadap:
- program keluarga berencana.
- konseling perihal penyakit menular seksual dan pencegahan hiv/aids

Menasihati tentang penggunaan
Kelambu untuk pencegahan malaria
● ibu dan anak tidur menggunakan kelambu.
● kelambu yang tersedia, mengandung obat anti nyamuk yang dapat membunuh nyamuk tapi aman bagi manusia.
● gunakan kelambu pada malam hari, walaupun diduga tak ada nyamuk.
● gunakan paku dan tali untuk menggantung kelambu.
● ujung kelambu harus ditempatkan dibawah kasur atau tikar.
● cuci kelambu bila kotor, tapi jangan lakukan di saluran air atau di sungai, karena obat anti nyamuk tidak baik untuk ikan.
● perhatikan juga hal berikut ini:
- jangan menggantungkan pakaian di dalam kamar tidur.
- jika berada di luar rumah, gunakan pakaian lengan. Panjang dan celana/rok panjang.
- bila memungkinkan, semprot kamar tidur dengan obat anti nyamuk dan oleskan obat anti nyamuk saat bepergian.
- segera berobat bila anak demam.

Pemberian pelayanan tindak lanjut
● untuk kunjungan ulang, gunakan kotak pelayanan tindak lanjut yang sesuai klasifikasi sebelumnya.
● jika anak mempunyai masalah baru, lakukan penilaian, klasifikasi dan tindakan terhadap masalah baru tersebut seperti pada bagan penilaian, klasifikasi dan
Tindakan / pengobatan anak sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun.

Pneumonia
Sesudah 2 hari:
Tanyakan :
- apakah nafsu makan anak membaik?
- apakah napas lebih lambat?
Periksa :
- tanda bahaya umum.
- lakukan penilaian untuk batuk atau sukar bernapas
Tindakan:
● jika ada tanda bahaya umum atau tarikan dinding dada kedalam beri 1 dosis antibiotik pra rujukan. Selanjutnya rujuk segera.
● jika frekuensi napas atau nafsu makan anak tidak menunjukkan perbaikan, gantilah dengan antibiotik pilihan kedua dan anjurkan ibu untuk kembali 2 hari, atau rujuk jika anak menderita campak dalam 3 bulan terakhir.
● jika napas melambat dan nafsu makan membaik ,lanjutkan pemberian antibiotik hingga seluruhnya 3 hari.

Diare persisten
Sesudah 5 hari:
Tanyakan: apakah diare sudah berhenti?
Tindakan:
● jika diare belum berhenti, lakukan penilaian ulang lengkap. Beri pengobatan yang sesuai, selanjutnya rujuk. Jika diare persisten berkelanjutan, pikirkan penyebab lain misalnya : hiv/aids.
● jika diare sudah berhenti, nasihati ibu untuk menerapkan anjuran makan untuk anak sehat maupun sakit sesuai dengan kelompok umur.

Disenteri
Sesudah 2 hari:
Tanyakan:
- apakah beraknya berkurang?
- apakah jumlah darah dalam tinja berkurang?
- apakah nafsu makan membaik?

Tindakan:
● jika anak mengalami dehidrasi, atasi dehidrasi.
● jika frekuensi berak, jumlah darah dalam tinja atau
Nafsu makan tetap atau memburuk:
- ganti dengan antibiotik oral pilihan kedua untuk shigela. Beri untuk 5 hari. Anjurkan ibu untuk kembali dalam 2 hari. Jika 2 hari pemberian antibiotika pilihan ke-2 tidak membaik, ganti metronidazol, tanpa pemeriksaan laboratorium sebelumnya.
- jika anak :
* berumur kurang dari 12 bulan atau
* mengalami dehidrasi pada kunjungan pertama atau rujuk
* menderita campak dalam 3 bulan terakhir.

● jika beraknya berkurang, jumlah darah dalam tinja berkurang dan nafsu makan membaik, lanjutkan pemberian antibiotik yang sama hingga selesai.

Malaria (daerah risiko tinggi atau risiko rendah)
Jika tetap demam setelah minum obat anti malaria 3 hari
Berturut-turut
Tanyakan:
- apakah dalam 28 hari terakhir, anak juga pernah demam ?
- apakah dalam 2 minggu terakhir anak sudah mendapat obat anti malaria ?
Periksa:
- lakukan penilaian ulang untuk malaria.
- cari penyebab lain dari demam.
Tindakan:
● jika ada tanda bahaya umum atau kaku kuduk, perlakukan sebagai penyakit berat dengan demam.
● jika ada penyebab lain dari demam selain malaria, beri pengobatan.
● jika malaria merupakan satu-satunya penyebab demam, periksa hasil sediaan darah mikroskopis: jika positif untuk falsiparum, vivax atau ada infeksi campuran (mixed), beri obat anti malaria oral pilihan kedua. Jika tetap demam setelah menyelesaikan pengobatan dengan anti malaria ini,rujuk untuk pemeriksaan lanjutan.
● jika anak tetap demam > 7 hari, rujuk untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Demam : mungkin bukan malaria
(daerah risiko rendah malaria)
Setelah 2 hari:
Periksa:
- lakukan penilaian untuk demam
- cari penyebab lain dari demam.
Tindakan:
● jika ada tanda bahaya umum atau kaku kuduk, perlakukan sebagai penyakit berat dengan demam.
● jika ada penyebab lain dari demam selain malaria, beri pengobatan.
● jika malaria merupakan satu-satunya penyebab demam:
- ambil sediaan darah untuk pemeriksaan mikroskopis.
- beri obat anti malaria oral pilihan pertama sesuai hasil pemeriksaan mikroskopis.
- nasihati ibu untuk kembali 2 hari jika tetap demam.
● jika anak tetap demam > 7 hari, rujuk untuk pemeriksaan lanjutan.

Demam : bukan malaria
(daerah tanpa risiko malaria dan tidak ada kunjungan ke
Daerah dengan risiko malaria)
Setelah 2 hari:
Periksa:
- lakukan penilaian untuk demam
- cari penyebab lain dari demam.
Tindakan:
● jika ada tanda bahaya umum atau kaku kuduk, perlakukan sebagai penyakit berat dengan demam.
● jika ada penyebab lain dari demam, beri pengobatan.
● jika tidak diketahui penyebab demam, anjurkan ibu kembali dalam 2 hari jika tetap demam.
Pastikan anak mendapat tambahan cairan dan mau makan
● jika anak tetap demam > 7 hari, rujuk untuk pemeriksaan lanjutan

Campak dengan komplikasi
Pada mata dan / atau mulut
Sesudah 2 hari :
Periksa:
- apakah matanya merah dan bernanah.
- apakah ada luka di mulut. Cium bau mulutnya.
Tindakan:
● pengobatan infeksi mata :
- jika mata masih bernanah, ibu diminta untuk menjelaskan cara mengobati infeksi mata anaknya. Jika sudah betul, rujuk. Jika belum betul, ajari ibu cara mengobati dengan benar.
- jika mata tidak bernanah lagi tapi masih tampak merah, lanjutkan pengobatan.
- jika mata tidak bernanah dan tidak merah, hentikan pengobatan dan pujilah ibu.
● pengobatan luka di mulut :
- jika luka di mulut makin memburuk atau tercium bau busuk dari mulutnya, rujuk.
- jika luka di mulut tetap atau membaik, lanjutkan pengobatan dengan 0,25% gentian violet hingga seluruhnya 5 hari.

Mungkin demam berdarah dengue.
Demam: mungkin bukan demam berdarah dengue.
Sesudah 1 hari (untuk klasifikasi mungkin dbd), atau
Sesudah 2 hari (untuk klasifikas demam: mungkin bukan dbd)
Periksa:
- lakukan penilaian ulang untuk demam, jika tetap demam
- cari penyebab lain dari demam.
Tindakan:
● jika ada tanda bahaya umum atau kaku kuduk perlakukan sebagai penyakit berat dengan demam.
● jika ada penyebab lain dari demam selain dbd, beri pengobatan.
● jika ada tanda-tanda dbd, perlakukan sebagai dbd.
● jika tetap demam > 7 hari, rujuk untuk pemeriksaan lanjutan.

Infeksi telinga
Sesudah 2 hari untuk infeksi telinga akut atau
Sesudah 5 hari untuk infeksi telinga kronis :
Periksa :
- lakukan penilaian ulang masalah telinga.
- ukur suhu tubuh anak.
Tindakan:
● jika ada pembengkakan yang nyeri di belakang telinga atau demam tinggi (suhu ≥ 38.5° c) , rujuk segera.
● infeksi telinga akut: jika masih ada nyeri atau keluar nanah, obati dengan antibiotik yang sama selama 5 hari lagi. Lanjutkan mengeringkan telinga. Kunjungan ulang setelah 5 hari.
● infeksi telinga kronis: perhatikan apakah cara ibu mengeringkan telinga anaknya sudah benar. Anjurkan ibu untuk melanjutkan.
● jika tidak ada lagi nyeri telinga atau tidak keluar nanah, pujilah ibu.
- infeksi telinga akut : teruskan antibiotik oral sampai 5 hari.
- infeksi telinga kronis : lanjutkan tetes telinga sampai 14 hari.
● jika infeksi telinga berulang ( 3x dalam 6 bulan ), rujuk untuk penilaian fungsi pendengaran.

Masalah pemberian makan
Sesudah 5 hari :
Tanyakan :
- masalah pemberian makan yang ditemukan ketika kunjungan pertama.
Periksa :
- lakukan penilaian ulang cara pemberian makan.
Tindakan :
● nasihati ibu tentang masalah pemberian makan yang masih ada atau yang baru dijumpai. Jika saudara menganjurkan suatu perubahan mendasar dalam cara memberi makan, ibu diminta datang 5 hari lagi bersama anaknya untuk mendapatkan konseling gizi.
● jika anak kurus, kembali 4 minggu sesudah kunjungan pertama untuk mengetahui penambahan berat badan.

Anemia
Sesudah 4 minggu :
Tindakan:
● beri zat besi untuk 4 minggu berikutnya. Nasihati ibu untuk kembali 4 minggu kemudian.
● jika anak masih agak pucat sesudah 8 minggu, rujuk untuk pemeriksaan lebih lanjut.
● jika sesudah 8 minggu, telapak tangan tidak pucat , tak ada pengobatan tambahan.


Anak kurus
Sesudah 14 hari:
Periksa :
- berdasarkan bb hari ini, tentukan letak bb menurut pb/tb.
- lakukan penilaian ulang tentang cara pemberian makan.
Tindakan :
● jika berat badan menurut panjang/tinggi badan sudah berada > - 2 sd pujilah ibu dan bangkitkan semangatnya untuk melanjutkan pemberian makan
● jika berat badan menurut panjang/tinggi badan masih berada antara - 3 sd dan - 2 sd:
- nasihati ibu untuk setiap masalah pemberian makan yang dijumpai.
- anjurkan anak kembali setiap bulan sampai makannya membaik dan berat badan menurut tinggi/panjang badan > - 2 sd.

Perhatian :
Jika saudara tidak yakin akan ada perbaikan cara pemberian makan,
Atau berat badan anak terus menurun, rujuk.
(pikirkan kemungkinan tbc atau hiv)








BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) merupakan pendekatan keterpaduan dalam tatalaksana balita yang datang berobat ke fasilitas rawat jalan pelayanan kesehatan dasar yang meliputi upaya kuratif terhadap penyakit batuk atau sukar bernapas, pneumonia, diare, demam, malaria, demam berdarah dengue, masalah telinga, status gizi, anemia dan upaya promotif dan preventif yang meliputi imunisasi, pemberian vitamin A dan konseling pemberian makan yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak balita serta menekan morbiditas karena penyakit tersebut.
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) adalah suatu pendekatan pelayanan terhadap bayi muda sakit yang dikembangkan oleh WHO. Dengan MTBS dapat ditangani secara lengkap kondisi kesehatan bayi muda pada tingkat pelayanan kesehatan dasar, yang memfokuskan secara integrative aspek kuratif, preventif dan promotif termasuk pemberian nasihat kepada ibu sebagai bagian dari pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kesehatan anak. Program MTBS ini di kembangkan untuk mencegah tingkat kematian bayi muda yang berumur kurang dari 2 bulan.

SARAN
Setelah membacamakalah ini dan mengetahui berbagai penyakit yang dapat menyebabkan kematian pada balita dan mengetahui cara penilaian kesehatan berdasarkan form MTBS ini disarankan kepada petugas kesehatan untuk dapat mengaplikasikannya dalam melakukan penilaian kesehatan terhadap balita. Selain itu disarankan kepada mahasiswa keperawatan agar dapat membuat makalah yang lebih sempurna dari makalah ini.



DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI, 2008, Modul MTBS Revisi tahun 2008 . http://www.scribd.com/doc/16592261/Buku-Bagan-MTBSRevisi-2008 (diakses pada tanggal 19 maret 2010)
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta : Salemba Medika
Mansjoer, Arif M, dkk . 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC
Supartini, Yeni. 2004. Buku Ajar Konsep Keperawatan Anak Cetakan 1. Jakarta : EGC
Wong, Donna. L, dkk. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC
http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-makalah-tentang/disentri (diakses pada tanggal 19 maret 2010)
http://id.wikipedia.org/wiki/Demam (diakses pada tanggal 19 maret 2010)
http://id.wikipedia.org/wiki/Campak (diakses pada tanggal 19 maret 2010)
http://id.wikipedia.org/wiki/Demam_berdarah (diakses pada tanggal 19 maret 2010)
http://hennykartika.wordpress.com/2009/01/25/mastoiditis/ (diakses pada tanggal 19 maret 2010)
http://childrenallergyclinic.wordpress.com/2009/08/08/otitis-media-akut-infeksi-telinga-pada-anak/ (diakses pada tanggal 19 maret 2010)
http://www.inna-ppni.or.id/index.php?name=News&file=article&sid=146 (diakses pada tanggal 19 maret 2010)
http://www.tabloid-nakita.com/artikel.php3?edisi=08378&rubrik=sehat (diakses pada tanggal 19 maret 2010)
http://www.kesimpulan.com/2009/05/anak-dengan-diare-akut.html (diakses pada tanggal 19 maret 2010)

manajemen terpadu bayi sakit

KONSEP DASAR MASING-MASING PENYAKIT BERDASARKAN MTDS PADA BAYI MUDA SAKIT
Bayi muda sakit adalah bayi yang nerumur 0 sampai 2 bulan
1. PENYAKIT INFEKSI
Penyakit infeksi merupakan penyakit yang banyak ditemui pada masyarakat.Pembagian penyakit infeksi dasar utamanya adalah dsari penyebabnya .Adapun faktor penyebabnya adalah :
1. Bakteri misalnya pada penyakit difteri, tetanus, TBC, typhus.
2. Virus misalnya pada penyakit demam berdarah, influenza
3. Jamur misalnya pada anak-anak yang menderita gangguan Imunologis tanda-tandanya warna putih pada mulut anak ,bisa juga terjadi pada anak-anak yang menderita penyakit lama yang menyebabkan daya tahan tubuh menurun.
4. Parasit misalnya pada malaria dan cacingan.
2. DIARE

Diare didefinisikan sebagai peningkatan dari frekuensi tinja atau konsistensinya menjadi lebih lunak sehingga dianggap abnormal oleh ibunya. Untuk keperluan diagnosis, secara epidemiologis dalam masyarakat, diare didefinisikan sebagai berak lembek cair sampai cair 3-5 kali perhari.
Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat. Penyakit ini ditularkan secara fecal-oral melalui makanan dan minuman yang tercemar. Diare adalah penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak di negara berkembang. Sekitar 80% kematian yang berhubungan dengan diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Penyebab utama kematian karena diare adalah dehidrasi sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit melalui tinja.
Penyebab diare akut paling sering adalah faktor infeksi. Pada garis besarnya dibagi menjadi 2 golongan yaitu infeksi parenteral dan enteral. Infeksi enteral merupakan infeksi dalam usus dimana 50 % diare pada anak disebabkan karena virus.
Diare didefinisikan sebagai peningkatan dari jumlah tinja dan penurunan konsistensi tinja dari lembek cair sampai cair, dengan atau tanpa darah dan atau tanpa lendir di dalam tinja, di mana manifestasi klinik yang utama adalah kehilangan air dan elektrolit melalui saluran cerna. Untuk keperluan diagnosis, secara epidemiologis dalam masyarakat, diare didefinisikan sebagai berak lembek cair sampai cair 3-5 kali perhari. Berdasarkan waktunya, diare dibagi menjadi diare akut dan diare kronik. Diare kronik adalah diare yang melanjut hingga 2 minggu atau lebih.
Pembagian diare menurut Depkes meliputi diare tanpa tanda dehidrasi, dehidrasi ringan sedang, dan dehidrasi berat. Dehidrasi terjadi bila cairan yang keluar lebih banyak daripada cairan yang masuk. Diare tanpa tanda dehidrasi terjadi jika kehilangan cairan <5% BB, diare dehidrasi ringan sedang jika kehilangan cairan 5-10% BB, dan diare dehidrasi berat jika kehilangan cairan >10% BB.
3. IKTERUS
Pigmen bernama bilirubin adalah faktor penyebab dari bayi kuning (ikterus) yang harus di kenali dan waspadai. Sebetulnya, setiap orang memiliki bilirubin dalam sel darah merahnya. Setiap jangka waktu tertentu sel darah merah akan mati dan menguraikan sel-selnya diantaranya menjadi bilirubin. Normalnya yang bertugas menguraikan bilirubin tersebut adalah hati, untuk kemudian dibuang lewat BAB. Saat bayi masih dalam kandungan, hati sang ibulah yang mengambil tugas menguraikan bilirubin dalam sel darah merah bayi. Ketika bayi lahir, perkembangan hatinya belum sempurna sehingga belum dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Akibatnya terjadi penumpukan bilirubin yang kemudian menyebabkan timbulnya warna kuning pada kulit bayi.

Sebagian lainnya karena ketidak-cocokan golongan darah ibu dan bayi. Peningkatan kadar bilirubin dapat diakibatkan oleh pembentukan yang berlebih atau adanya gangguan pengeluarannya.
Ikterus pada bayi baru lahir dapat merupakan bentuk fisiologik dan patologik. Yang bersifat patologik dikenal sebagai hiperbilirubinemia yang dapat mengakibatkan gangguan saraf pusat atau kematian.
Sampai saat ini ikterus masih merupakan masalah pada bayi baru lahir, terjadi sekitara 25% - 50% pada bayi lahir cukup bulan dan lebih tinggi lagi pada bayi lahir kurang bulan. Pemeriksaan adanya ikterus pada bayi muda dapat dilakukan di rumah dan pada waktu kunjungan neonatal. Untuk pemeriksaan gejala kuning di rumah adalah dengan membawa bayi ke dalam ruangan yang memiliki penerangan yang jelas atau dengan lampu fluorescent. Bila kulit bayi tergolong putih, tekanlah jari anda secara perlahan-perlahan ke bagian dahi, dada, telapak tangan dan telapak kaki. Kemudian angkat tangan anda dan perhatikan adakah semburat warna kuning pada bagian tubuh bayi yang ditekan tadi. Bila kulit bayi tergolong hitam, paling jelas bisa diteliti pada gusi atau bagian putih di area mata. Sedangkan pemeriksaan di klinik, dokter anak akan memeriksa kesehatannya. Kadar bilirubin sendiri baru bergerak pada hari ke 3 atau ke 5 setelah kelahiran. Jadi apakah tingkat bilirubin bayi anda normal atau tidak, baru diketahui 3 atau 5 hari. Untuk mengetahuinya, perlu dilakukan pemeriksaan dalam. Bayi akan diambil darahnya sedikit, biasanya di ujung jari kaki, kemudian diteliti dan diperiksa di laboratorium.
Sangat penting untuk mengetahui kapan ikterus timbul, kapan menghilang dan sampai bagian tubuh mana kuning terlihat. Ketiga hal tersebut harus diketahui dengan pasti untuk mengklasifikasikan ikterus secara benar. Pada kasus ketidakcocokan golongan darah ibu dan bayi, ikterus timbul sebelum umur 3 hari.
Klasifikasi ikterus
Untuk mengklasifikasikannya dilihat dari gejala-gejalanya yaitu:
Ikterus Fisiologis (ringan)
• Timbul kuning pada umur >24 jam sampai <14 hari
• Kuning tidak sampai telapak tangan / telapak kaki
Ikterus fisiologis tidak berbahaya, penanganannya bayi dijemur setiap pagi antara jam 7 - 9 pagi selama 30 - satu jam. Tingkatkan frekuensi pemberian ASI, minimal 8 - 12 kali sehari. Jika dirasakan sudah cukup menyusuinya, sebaiknya perhatikan apakah bayi benar-benar menghisap atau hanya mengempeng saja. Bila dirasakan ada masalah dalam menyusui segera lakukan konsultasi di klinik laktasi terdekat. Bila gejala masih tampak hingga >14 hari segera periksakan ke dokter.
Ikterus Patologis (berat)
• Timbul kuning pada hari pertama (<24 jam) setelah lahir, atau
• Kuning ditemukan pada umur lebih dari 14 hari, atau
• Kuning sampai telapak tangan / telapak kaki, atau
• Tinja berwarna pucat
Jika tidak segera ditangani, kadar bilirubin terus meningkat sehingga dapat meracuni otak, terjadinya kerusakan saraf yang dapat menyebabkan cacat seperti tuli, pertumbuhan terhambat atau kelumpuhan otak besar atau bahkan dapat menyebabkan kematian. Jika mengalami salah satu gejala tersebut di atas segera periksakan bayi ke dokter
BERAT BAYI RENDAH
Berat bayi lahir rendah (BBLR) adalah berat bayi baru lahir dengan berat kurang dari 2500 gram.
Kejadian BBLR dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat pada ibu hamil sendiri,
diantaranya hipertensi, pendarahan antepartum, anemia, infeksi, usia, pendidikan, paritas dan
frekuensi anc.
Berat bayi saat lahir :
1. indikator kesehatan maternal
2. prediktor pertumbuhan bayi
3. daya tahan hidup bayi
BBLR : semua bayi dengan BBL < 2500 gr
Resiko kesakitan, resiko kematian → cukup tinggi oleh karena :
1. gangguan pertumbuhan
2. imaturitas organ
Insiden BBLR : 15,5 – 17 % dari kelahiran hidup 95 % di negara sedang berkembang 30 – 40 % disebabkan KMK
Penyebab utama kematian
1. afiksia
2. sindroma gangguan pernapasan
3. infeksi
4. komplikasi hipotermia
BBLR terdiri dari 2 kategori
1. BKB → UK < 37 minggu : makin kecil umur kehamilan → makin kurang perkembangan organ2
2. KMK → BB lahir < BB lahir umur kehamilan tetentu : < persentil 10 dari berat spesifik berdasarkan umur kehamilan
BBLR dapat di klasifikasikan sbb berdasarkan BB lahir :
1. BBLR : BBL < 2500 gr
2. BBLSR : BB 1000 – 1500 gr
3. BBLASR : BB < 1000 gr
Berdasarkan umur kehamilan :
1. kurang bulan / pretem / prematur UK < 37 mgg
2. cukup bulan / full term / Aterm UK 37 – 42 mgg
3. lebih bulasn atau post term / serotinus UK > 42 mgg.
Penyebab
• faktor janin
• gawat janin
• kehamilan multiple
• kelainan kromosom
• infeksi
• faktor plasenta previa
• plasenta previa
• abrupsio plasenta
• difungsi plasenta
• faktor lahir
• inkompetensi serviks
• faktor ibu
• polihidramnion
• Infeksi
• Hipertensi
• Penyakit kronis ( jantung, ginjal dsb)
• Malnutrisi, anemia
• Perokok, alkohol, norkotika
• Dan banyak faktor lain
Berbagai masalah pemberian ASI pada bayi Ibu
Walau bayi sudah memiliki refleks menghisap puting ASI ibu sejak lahir, namun pada awalnya mungkin sulit ia lakukan. Bayi Ibu memang belum terbiasa. Kadang-kadang, kesulitan pemberian ASI disebabkan oleh faktor medis yang dapat mempengaruhi selera makan bayi atau proses penyerapan makanan dan nutrisi.
Berikut ini beberapa penyebab kesulitan pemberian ASI dan gejala yang dapat membantu Ibu mengenalinya.

Kolik
Gejala kolik dapat dilihat dari wajah yang memerah, tangan yang mengepal, dan kaki yang diangkat-angkat ke arah dada disertai tangisan bayi selama 2-3 jam. Kolik sering muncul 15 menit setelah minum susu. Tapi bisa juga muncul kapan saja dalam minggu-minggu pertama. Kolik itu normal dialami oleh satu di antara empat bayi. Ketahui lebih lanjut tentang kolik dan bagaimana cara meringankannya disini
Menangis sebelum minum ASI
Kebanyakan bayi menangis saat ia lapar. Seiring waktu, Ibu akan belajar untuk membedakan arti tangisan bayi Segera berikan ASI bila tiba saatnya bagi bayi mendapatkan ASI. Karena perut kecilnya butuh diisi ASI lebih sering walau dalam porsi sedikit.
Menangis setelah minum ASI
Merawat bayi memang perlu kesabaran. Kalau lapar ia menangis, setelah disusui pun bisa saja ia menangis juga. Biasanya hal ini terjadi karena ia kolik. Karena itu , bantu ia bersendawa setelah menyusu. Kami dapat memperagakan caranya disini.
Kurang pertambahan berat badan
Penurunan berat badan setelah lahirwajar bagi bayi. tapi sebaiknya upayakan agar berat badannya berangsur-angsur naik lagi. Pertambahan berat badan tiap bayi berbeda dan akan naik sesuai perkembangan masing-masing. Bersama dokter, Ibu bisa memantau pertambahan berat badan bayi Ibu.
Muntah
Cukup normal bila bayi memuntahkan kembali sedikit ASI setelah meminumnya. Ini disebut gumoh. Tapi jika bayi terus-menerus muntah apalagi dalam jumlah yang banyak, mungkin bayi Ibu terkena refluks, Dan dalam kasus ini Ibu harus berkonsultasi dengan dokter anak. Ibu.
Diare
Diare bisa disebabkan oleh virus atau ada masalah dalam pemberian ASI. Jadi lebih baik berkonsultasi dengan dokter anak Ibu. Jika Ibu khawatir tentang frekwensi buang air besar bayi , baca artikel kami tentang kotoran bayi.
Masalah kesehatan
Sama seperti kita, tidak enak badan bisa menyebabkan bayi kehilangan selera menyusu. Misalnya bila flu berat disertai hidung tersumbat, bisa menyebabkan bayi sulit bernafas. Ia jadi enggan mengatupkan mulutnya untuk menyusu.
Penyebab lain adalah alergi makanan Ini bisa menyebabkan turunnya berat badan karena ia sulit makan.
Konsultasikan pada dokter bila Ibu merasa ada masalah dengan kesehatan si kecil.

KLASIFIKASI MTBS BAYI MUDA
• INFEKSI BAKTERI
- Penyakit sangat berat atau infeksi bakteri bera
- Infeksi bakteri local
- Mungkin bukan infeksi
• DIARE
- Diarre dehidarsi berat
- Diare dehidrasi ringan/ sedang
- Diare tanpa dehidrasi
• IKTERUS
- Ikterus berat
- Ikterus
- Tidak ada ikterus

• BBR / MASALAH PEMBERIAN ASI
- Berat badan rendah menurut umur dan/ atau masalah pemberian asi
- Berat badan tidak rendah dan tidak ada masalah pemberian asi

2.2 PENGKAJIAN DATA ( TANDA/GEJALA ) YANG SERING TERDAPAT PADA FORM MTBS

Tanyakan Pada Ibu Mengenai Masalah Anaknya
Tanyakan apakah ini kunjungan pertama atau kunjungan ulang untuk masalah tersebut.
- Pada setiap kunjungan pertama lakukan penilaian sesuai dengan bagan.
- Pada kunjungan ulang lakukan penilaian secara lengkap, untuk klasifikasi
Kunjungan pertama gunakan pedoman pelayanan tindak lanjut.

Jika bayi muda ditemukan dalam keadaan kejang atau henti napas. segera lakukan tindakan /pengobatan sebelum melakukan penilaian yang lain dan RUJUK SEGERA

1. Memeriksa Kemungkinan Penyakit Sangat Berat Atau Infeksi Bakteri
Tanyakan :
• Apakah bayi tidak mau minum atau memuntahkan semuanya ?
• Apakah bayi kejang ?
Lihat Dan Raba :
• Apakah bayi bergerak hanya jika dirangsang?
• Hitung napas dalam 1 menit
Jika ≥ 60 kali/ menit, ulangi menghitung.
Apakah bayi bernapas cepat( ≥ 60 kali/menit) atau bayi bernapas lambat (< 30 kali/menit).
• Lihat apakah ada tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat.
• Dengarkan apakah bayi merintih ?
• Ukur suhu aksiler.
• Lihat, adakah pustul di kulit ?
• Lihat, apakah mata bernanah ?
• Apakah pusar kemerahan atau bernanah ?
Apakah kemerahan meluas sampai ke dinding perut ?

A. Penyakit Sangat Berat Atau Infeksi Bakteri Berat
Tanda / Gejala
• Tidak mau minum atau memuntahkan semua
• Riwayat Kejang
• Bergerak hanya jika dirangsang
• Napas cepat ( ≥ 60 kali /menit )
• Napas lambat ( < 30 kali / menit )
• Tarikan dinding dada kedalam yang sangat kuat
• Merintih
• Demam ≥ 37.5 °C
• Hipotermia berat < 35.5 °C
• Nanah yang banyak di mata
• Pusar kemerahan meluas ke dinding perut.

B. Infeksi Bakteri Lokal
Tanda Dan Gejala
• Pustul kulit
• Mata bernanah
• Pusar kemerahan atau bernanah

C. Mungkin Bukan Infeksi
• Tidak terdapat salah satu tanda di atas.

2. Apakah Bayi Diare ?
Jika YA,
Tanyakan :
• Sudah berapa lama ?
Lihat Dan Raba
• Lihat keadaan umum bayi, Apakah :
- Letargis atau tidak sadar ?
- Gelisah/ rewel ?
• Apakah matanya cekung ?
• Cubit kulit perut,
Apakah kembalinya ?
- Sangat lambat ( > 2 detik ) ?
- Lambat ?

A. Diare Dehidrasi Berat
Tanda Dan Gejala
Terdapat 2 atau lebih tanda berikut :
• Letargis atau tidak sadar.
• Mata cekung.
• Cubitan kulit perut kembalinya sangat lambat

B. Diare Dehidrasi Ringan/ Sedang
Tanda Dan Gejala
Terdapat 2 atau lebih tanda berikut :
• Gelisah / rewel.
• Mata cekung.
• Cubitan kulit perut kembalinya lambat.

C. Diare Tanpa Dehidrasi
Tanda Dan Gejala
• Tidak cukup tanda untuk dehidrasi berat atau ringan / sedang
NB :
• Bayi muda dikatakan diare apabila terjadi perubahan bentuk feses, lebih banyak dan lebih cair (lebih banyak air daripada ampasnya).
• Pada bayi dengan ASI eksklusif berak biasanya sering dan bentuk feses lembek.

3. Memeriksa Ikterus
Tanyakan :
• Apakah bayi kuning ?
Jika ya, pada umur berapa timbul kuning ?
• Apakah warna tinja bayi pucat ?
Lihat :
• Lihat, adakah kuning pada bayi ?
• Tentukan sampai di daerah manakah warna kuning pada bagian badan bayi ?

A. Ikterus Berat
Tanda Dan Gejala
• Timbul kuning pada hari pertama (<24 jam) setelah lahir.
• Kuning ditemukan pada umur lebih dari 14 hari
• Kuning sampai telapak tangan atau kaki
• Tinja berwarna pucat

B. Ikterus
Tanda Dan Gejala
Timbul kuning pada umur ≥ 24 jam sampai ≤ 14 hari dan tidak sampai telapak tangan atau kaki

C. Tidak Ada Ikterus
Tanda Dan Gejala
• Tidak kuning.

4. Memeriksa Kemungkinan Berat Badan Rendah Dan/ Atau Masalah Pemberian ASI
Jika Tidak Ada Indikasi Untuk Dirujuk
Tanyakan ;
• Apakah inisiasi menyusu dini dilakukan ?
• Apakah bayi bisa menyusu?
• Apakah ibu kesulitan dalam pemberian ASI ?
• Apakah bayi diberi ASI ? Jika YA berapa kali dalam 24 jam ?
• Apakah bayi diberi makanan / minuman selain ASI ? Jika YA, berapa kali dalam 24 jam ? Alat apa yang digunakan ?
Lihat ;
• Tentukan berat badan menurut umur.
• Adakah luka atau bercak putih (thrush) di mulut ?
• Adakah celah bibir/ langit-langit ?
Lakukan Penilaian Tentang Cara Menyusui :
Apakah bayi diberi ASI dalam 1 jam terakhir ?
• Jika TIDAK, minta ibu untuk menyusui.
• Jika YA, minta ibu menunggu dan memberitahu saudara jika bayi sudah mau menyusu lagi.
• Amati pemberian ASI dengan seksama.
• Bersihkan hidung yang tersumbat, jika menghalangi bayi menyusui.
Lihat, apakah bayi menyusu dengan baik ?
• Lihat, apakah posisi bayi benar ?
Seluruh badan bayi tersangga dengan baik, kepala dan badan bayi lurus, badan bayi menghadap ke dada ibu, badan bayi dekat ke ibu.
• Lihat, apakah bayi melekat dengan baik ?
Dagu bayi menempel payudara, mulut terbuka lebar, bibir bawah membuka keluar, areola tampak lebih banyak di bagian atas daripada di bawah mulut.
• Lihat dan dengar, apakah bayi mengisap dengan efektif ?
Bayi mengisap dalam, teratur, diselingi istirahat, hanya terdengar suara menelan.

A. Berat Badan Rendah Menurut Umur Dan/ Atau Masalah Pemberian ASI
Tanda Dan Gejala
• Berat badan menurut umur rendah
• Bayi tidak bisa menyusu
• Ada kesulitan pemberian ASI
• ASI kurang dari 8 kali/ hari
• Mendapat makanan atau minuman lain selain ASI
• Posisi bayi tidak benar
• Tidak melekat dengan baik
• Tidak mengisap dengan efektif.
• Terdapat luka atau bercak putih di mulut (thrush)
• Ada celah bibir / langit-langit

B. Berat Badan Tidak Rendah Dan Tidak Ada Masalah Pemberian ASI
• Tidak terdapat tanda / gejala diatas.

PERENCANAAN TINDAKAN PADA BAYI MUDA SAKIT SESUAI DENGAN MASALAH PADA PENYAKIT MASING-MASING
1. Penyakit sangat berat atau infeksi bakteri
a. Penyakit sangat berat atau infeksi bakteri berat
Rencana tindakan:
•jika ada kejang, tangani kejang
•cegah agar gula darah tidak turun
•jika ada gangguan napas, tangani gangguan napas.
•jika ada hipotermia, tangani hipotermia
•beri dosis pertama antibiotik intramuskular
•nasihati cara menjaga bayi tetap hangat di perjalanan
•rujuk segera

b. Infeksi bakteri lokal
Rencana tindakan:
•jika ada pustul kulit atau pusar bernanah, beri antibiotic oral.
•jika ada nanah di mata, beri salep/ tetes mata antibiotik
•ajari cara mengobati infeksi bakteri lokal di rumah
•lakukan asuhan dasar bayi muda
•nasihati kapan kembali segera
•kunjungan ulang 2 hari


c. Mungkin bukan infeksi
Rencana tindakan:
•ajari cara merawat bayi di rumah.
•lakukan asuhan dasar bayi muda.

2. Diare
a. Diare dehidrasi berat
Rencana tindakan:
•tangani sesuai rencana terapi c.
•jika bayi juga mempunyai klasifikasi lain yang membutuhkan rujukan segera :
- rujuk segera setelah memenuhi syarat rujukan dan selama perjalanan berikan larutan oralit sedikit demi sedikit.
- nasihati agar asi tetap diberikan jika memungkinkan.
- cegah agar gula darah tidak turun.
- nasihati cara menjaga bayi tetap hangat selama perjalanan.

b. Diare dehidrasi ringan/sedang
Rencana tindakan:
•jika bayi tidak mempunyai klasifikasi berat lain, tangani sesuai rencana terapi b
•jika bayi juga mempunyai klasifikasi berat yang lain :
- rujuk segera dan selama perjalanan beri larutan oralit.
- nasihati agar asi tetap diberikan jika memungkinkan.
- cegah agar gula darah tidak turun.
- nasihati cara menjaga bayi tetap hangat selama perjalanan.
•lakukan asuhan dasar bayi muda
•nasihati kapan kembali segera.
•kunjungan ulang 2 hari.

c. Diaretanpa dehidrasi
Rencana tindakan:
•tangani sesuai rencana terapi a.
•nasihati kapan kembali segera.
•lakukan asuhan dasar bayi muda.
•kunjungan ulang 2 hari.

3. Ikterus
a. Ikterus berat
Rencana tindakan:
•cegah agar gula darah tidak turun.
•nasihati cara menjaga bayi tetap hangat selama perjalanan.
•rujuk segera

b. Ikterus
Rencana tindakan:
•lakukan asuhan dasar bayi muda.
•menyusu lebih sering.
•nasihati kapan kembali segera.
•kunjungan ulang 2 hari

c. Tidak ada ikterus
Rencana tindakan:
•lakukan asuhan dasar bayi muda.

4. Kemungkinan berat badan rendah dan/ atau masalah pemberian asi
a. Berat badan rendah menurut umur dan/ atau masalah pemberian asi
Rencana tindakan:
•lakukan asuhan dasar bayi muda
•nasehati ibu untuk menjaga bayinya tetap hangat
•ajarkan ibu untuk memberikan asi dengan benar.
•jika mendapat makanan/ minuman lain selain asi, berikan asi lebih sering. Makanan / minuman lain dikurangi kemudian dihentikan.
•jika bayi tidak mendapat asi : rujuk untuk konseling laktasi dan kemungkinan bayi menyusu lagi
•jika ada celah bibir/ langit-langit, nasihati tentang alternatif pemberian minum.
•konseling bagi ibu / keluarga.
•nasihati kapan kembali segera
•kunjungan ulang 2 hari untuk gangguan pemberian asi dan thrush.
•kunjungan ulang 14 hari untuk masalah berat badan rendah menurut umur.

b. Berat badan tidak rendah dan tidak ada masalah pemberian asi
Rencana tindakan:
•pujilah ibu karena telah memberikan asi kepada bayinya dengan benar.


Tindakan / pengobatan untuk bayi muda yang memerlukan rujukan segera (tindakan pra rujukan)
Bayi dapat dirujuk apabila :
•suhu ≥ 35,5 °c
•denyut jantung ≥ 100 kali per menit (lihat pedomanresusitasi neonatus)
•tidak ada tanda dehidrasi berat.

Menangani gangguan napas
Pada penyakit sangat berat atau
Infeksi bakteri berat
•posisikan kepala bayi setengah tengadah, jika perlu bahu diganjal dengan gulungan kain.
•bersihkan jalan napas dengan menggunakan alat pengisap lendir.
•jika mungkin, berikan oksigen dengan kateter nasal atau nasal prong dengan kecepatan 2 liter per menit.
Jika terjadi henti napas (apneu), lakukan resusitasi,
Sesuai dengan pedoman resusitasi neonatus.

Menangani kejang dengan obat anti kejang
Untuk semua klasifikasi yang membutuhkan obat anti
Kejang :
Obat anti kejang pilihan pertama : fenobarbital
Obat anti kejang pilihan kedua : diazepam.

Fenobarbital
100 mg/ 2 ml (dalam ampul 2 ml)diberikan secara intramuskular Diazepam
5 mg/ml (dalam ampul 1 ml) atau 10 mg/ 2 ml (dalam ampul 2 ml) diberikan per rektal.
Dosis : 30 mg = 0.6 ml •berat < 2500 gramdiberikan 0.25 ml*
•berat ≥ 2500 gramdiberikan 0.50 ml*
* diberikan dengan menggunakan semprit 1 ml.

Jika kejang timbul lagi (kejang berulang), ulangi pemberian
Fenobarbital 1 kali lagi dengan dosis yang sama, minimal
Selang waktu 15 menit.

Tindakan / pengobatan untuk bayi muda
Yang tidak memerlukan rujukan

Memberi antibiotik oral yang sesuai
Antibiotik per oral yang sesuai untuk infeksi bakteri lokal : amoksisilin.

Umur
Atau
Berat badan Amoksisilin
Dosis 50 mg / kg bb / hari
Beri tiap 8 jam selama 5 hari
Sirup 125 mg
Setiap 5 ml ( 1 sendok takar) Kaplet 250 mg
1 kaplet dijadikan 5 bungkus Kaplet 500 mg
1 kaplet dijadikan 10 bungkus
1 hari - < 4 minggu
( bb < 3 kg ) ½ sendok takar 1 bungkus 1 bungkus
4 minggu - < 2 bulan
( bb 3 - 4 kg ) ½ sendok takar 2 bungkus 2 bungkus



Konseling bagi ibu / keluarga
Mengajari cara pemberian obat lokal di rumah

Cara mengobati infeksi bakteri lokal
Ada 2 jenis infeksi bakteri lokal pada bayi muda yang dapat diobati
Ibu di rumah :
•infeksi kulit atau pusar.
•infeksi mata
Langkah-langkah yang perlu dilakukan ketika mengajari ibu :
•jelaskan cara memberi pengobatan tersebut.
•amati cara ibu mempraktekkan di depan saudara.
•cek pemahaman ibu sebelum pulang.

Cara mengobati infeksi kulit atau pusar
•cuci tangan sebelum mengobati bayi.
•bersihkan nanah dan krusta dengan air matang dan sabun secara hati-hati.
•keringkan daerah sekitar luka dengan kain bersih dan kering.
•olesi dengan gentian violet 0,5% atau povidon yodium.
•cuci tangan kembali.

Cara menyiapkan gentian violet 0,5% :
1 bagian gentian violet 1% ditambah 1 bagian aquades (misal : 10 ml gentian violet 1% ditambah 10 ml aquades)
Cara mengobati luka atau “thrush” di mulut
•cuci tangan sebelum mengobati bayi.
•bersihkan mulut bayi dengan ujung jari yang terbungkus kain bersih dan telah dicelupkan ke larutan air matang hangat bergaram. (1 gelas air hangat ditambah seujung sendok the garam) •olesi mulut dengan gentian violet 0,25% atau teteskan 1 ml suspensi nistatin.
•cuci tangan kembali.
•obati luka atau bercak di mulut 3 kali sehari selama 7 hari.
Cara menyiapkan gentian violet 0,25% :
1 bagian gentian violet 1% ditambah 3 bagian aquades (misal : 10 ml gentian violet 1% ditambah 30 ml aquades)

Cara mengobati infeksi mata.
•cuci tangan ibu sebelum mengobati bayi.
•bersihkan kedua mata bayi 3 kali sehari menggunakan kapas / kain bersih dengan air hangat
•beri salep / tetes mata tetrasiklin 1% atau kloramfenikol 0,25% pada kedua mata.
•oleskan salep atau teteskan obat mata pada bagian dalam kelopak mata bawah.
•cuci tangan kembali.
•obati sampai kemerahan hilang.

Mengajari ibu menyusui dengan baik
•tunjukkan kepada ibu cara memegang bayinya atau posisi bayi yang benar.
- sanggalah seluruh tubuh bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja.
- kepala dan tubuh bayi lurus.
- hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan puting susu.
- dekatkan badan bayi ke badan ibu.
•tunjukkan kepada ibu cara melekatkan bayi. Ibu hendaknya :
- menyentuhkan puting susu ke bibir bayi.
- menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar.
- segera mendekatkan bayi ke arah payudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah bayi terletak di bawah puting susu.
•cara melekatkan yang benar ditandai dengan :
- dagu menempel pada payudara ibu.
- mulut bayi terbuka lebar.
- bibir bawah bayi membuka keluar.
- areola tampak lebih banyak di bagian atas daripada bagian bawah.
•bayi mengisap dengan efektif jika bayi mengisap secara dalam, teratur yang diselingi istirahat. Pada saat bayi mengisap asi, hanya terdengar suara bayi menelan.
•amati apakah perlekatan dan posisi bayi sudah benar dan bayi sudah mengisap dengan efektif. Jika belum, cobalah sekali lagi.

Menasihati ibu kapan kembali segera
Nasihati ibu agar kembali segera, jika bayi menunjukkan
Salah satu gejala berikut ini :
•gerakan bayi berkurang atau tidak normal.
•napas cepat.
•sesak napas.
•perubahan warna kulit (kebiruan, kuning).
•malas / tidak bisa menyusu atau minum.
•badan teraba dingin atau panas.
•kulit bertambah kuning.
•bertambah parah.

Menasihati ibu kapan kunjungan ulang
Bayi dengan : Kunjungan ulang
•infeksi bakteri lokal
•diare dehidrasi ringan/ sedang.
•diare tanpa dehidrasi
•ikterus.
•masalah pemberian asi
•luka atau bercak putih di mulut
(thrush).


2 hari
•berat badan rendah menurut umur 14 hari

Mengajari ibu cara meningkatkan produksi asi
•cara untuk meningkatkan asi adalah dengan menyusui sesering mungkin.
•menyusui lebih sering lebih baik karena merupakan kebutuhan bayi.
•menyusu pada payudara kiri dan kanan secara bergantian.
•berikan asi dari satu payudara sampai kosong sebelum pindah ke payudara lainnya.
•jika bayi telah tidur selama 2 jam, bangunkan dan langsung disusui.

Masalah pemberian asi pada bayi

Masalah Pemecahan
Bayi banyak menangis atau rewel •jelaskan bahwa ini tidak selalu terkait dengan gangguan pemberian asi.
•periksa popok bayi, mungkin basah.
•gendong bayi, mungkin perlu perhatian.
•susui bayi. Beberapa bayi membutuhkan lebih banyak minum daripada yang lainnya.
Bayi tidak tidur sepanjang malam •merupakan proses alamiah, karena pada bayi muda perlu menyusu lebih sering.
•tidurkan bayi disamping ibu dan lebih sering disusui pada malam hari.
•jangan berikan makanan lain.
Bayi menolak untuk menyusu •mungkin bayi bingung puting, karena sudah diberikan susu botol.
•tetap berikan hanya asi (tunggu sampai bayi betul-betul lapar).
•berikan perhatian dan kasih sayang
•pastikan bayi menyusu sampai air susu habis
•lihat tatalaksana dalam algoritma , kalau perlu di rujuk.
Bayi bingung putting •jangan mudah mengganti asi dengan susu formula tanpa indikasi medis yang tepat.
•ajarkan ibu posisi dan cara melekat yang benar.
•kalau terpaksa memberikan susu formula, berikan dengan sendok, pipet, cangkir, jangan menggunakan botol dan dot.
•jangan berikan kempeng.
Bayi prematur dan bayi kecil
(bblr). •berikan asi sesering mungkin walaupun waktu menyusuinya pendek-pendek.
•jika belum bisa menyusu, asi dikeluarkan dengan tangan atau pompa. Berikan asi dengan sendok atau cangkir.
•untuk merangsang mengisap, sentuh langit-langit bayi dengan jari ibu yang bersih.
Bayi kuning (ikterus) •mulai menyusui segera setelah bayi lahir.
•susui bayi sesering mungkin tanpa dibatasi.
Bayi sakit •teruskan menyusui. Lihat tatalaksana dalam algoritma, kalau perlu rujuk.
Bayi sumbing •posisi bayi duduk.
•puting dan areola dipegang selagi menyusui, hal ini sangat membantu bayi mendapatkan asi cukup.
•ibu jari ibu dapat dipakai sebagai penyumbat celah pada bibir bayi
•jika sumbing pada bibir dan langit-langit. Asi dikeluarkan dengan cara manual ataupun pompa, kemudian diberikan dengan
Sendok/ pipet atau botol dengan dot panjang sehingga asi dapat masuk dengan sempurna. Dengan cara ini bayi akan belajar
Mengisap dan menelan asi, menyesuaikan dengan irama pernapasannya.
Bayi kembar •posisi yang mudah adalah posisi memegang bola (football position)
•paling baik kedua bayi disusui secara bersamaan.
•susui lebih sering selama waktu yang diinginkan masing-masing bayi, umumnya > 20 menit.


Masalah pemberian asi pada ibu

Masalah Pemecahan
Ibu kawatir bahwa asi nya tidak
Cukup untuk bayi
(sindrom asi kurang) •katakan kepada ibu, bahwa semakin sering menyusui, semakin banyak air susu yang diproduksi.
•susui bayi setiap minta. Jangan biarkan lebih dari 2 jam tanpa menyusui. Biarkan bayi menyusu sampai payudara terasa kosong.
Berikan asi dari kedua payudara.
•hindari pemberian makanan atau minuman selain asi.
Ibu mengatakan bahwa air susunya
Tidak keluar. •jelaskan cara memproduksi dan mengeluarkan asi
•susui sesuai keinginan bayi dan lebih sering. Jangan biarkan lebih dari 2 jam tanpa menyusui.
Ibu mengeluhkan puting susunya
Terasa sakit (puting susu lecet) •ibu dapat terus memberikan asi, pada keadaan luka tidak begitu sakit.
•perbaiki posisi dan perlekatan. Olesi puting susu dengan asi. Mulai menyusui dari puting yang paling tidak lecet
•puting susu dapat diistirahatkan sementara waktu kurang lebih 1 x 24 jam jika puting lecet sangat berat. Selama putting diistirahatkan, sebaiknya asi tetap dikeluarkan dengan tangan, tidak dianjurkan dengan alat pompa karena nyeri.
•berikan parasetamol 1 tablet tiap 4-6 jam untuk menghilangkan nyeri. Gunakan bh yang menyokong payudara.
•jika ada luka/ bercak putih pada puting susu, segera hubungi bidan.
Ibu mengeluh payudaranya terlalu
Penuh dan terasa sakit (payudara
Bengkak). •usahakan menyusui sampai payudara kosong
•kompres payudara dengan air hangat selama 5 menit. Urut payudara dari arah pangkal menuju puting.
•bantu ibu untuk memerah asi sebelum menyusui kembali.
•susui bayi sesegera mungkin (setiap 2-3 jam) setelah payudara ibu terasa lebih lembut. Apabila bayi tidak dapat menyusu, keluarkan asi dan minumkan kepada bayi. Kompres payudara dengan kain dingin setelah menyusui. Keringkan payudara.
•jika masih sakit perlu dicek apakah terjadi mastitis.
Mastitis dan abses payudara •berikan antibiotik
•berikan obat penghilang rasa nyeri
•kompres hangat.
•tetap berikan asi dengan posisi yang benar sehingga bayi dapat mengisap dengan baik.
•jika telah terjadi abses, sebaiknya payudara yang sakit tidak disusukan.
Ibu sakit dan tidak mau menyusui
Bayinya •jelaskan bahwa ibu yang minum obat dapat tetap menyusui bayinya. Susui bayi terlebih dahulu, baru minum obat.
•tidurkan bayi di samping ibu dan motivasi ibu supaya tetap menyusui bayi.
•ibu jangan minum obat tanpa sepengetahuan dokter/ bidan, karena mungkin dapat membahayakan bayi.
Ibu bekerja •susui bayi pagi hari sebelum berangkat kerja, segera setelah pulang kerumah dan lebih sering pada malam hari.
•jika ada tempat penitipan bayi di tempat bekerja, susui bayi sesuai jadwal. Jika tidak ada, perah asi di tempat bekerja.
•asi perah disimpan untuk dibawa pulang, atau dikirim ke rumah.
•pastikan pengasuh memberikan asi perah / susu formula memakai cangkir atau sendok

Pelayanan tindak lanjut
Infeksi bakteri lokal
Sesudah 2 hari :
Periksa : lakukan penilaian lengkap.
•periksa mata, apakah bernanah, apakah nanah bertambah banyak?
•periksa pusar, apakah merah/ keluar nanah? Apakah merah meluas?
•periksa pustul pada kulit.
Tindakan :
•jika menetap atau bertambah parah, rujuk segera.
•jika membaik,
- untuk pustul kulit dan pusar bernanah teruskan pemberian antibiotic oral sampai 5 hari.
- untuk mata bernanah, lanjutkan obat tetes/salep mata sampai nanah hilang.
- untuk pusar merah/bernanah, lanjutkan gentian violet 0,5% sampai infeksi membaik.

Diare dehidrasi ringan/ sedang
Diare tanpa dehidrasi.
Sesudah 2 hari :
Periksa : lakukan penilaian lengkap.
•apakah berat badan turun ≥ 10% dari kunjungan sebelumnya?
Tindakan :
•jika didapatkan klasifikasi diare dehidrasi berat atau berat badan turun
≥ 10%, lakukan tindakan/ pengobatan sesuai bagan.
•jika tetap klasifikasi diare dehidrasi ringan/ sedang, lakukan rencana terapi b.
•jika didapatkan klasifikasi diare tanpa dehidrasi, lakukan rencana terapi a.
•jika tidak ada diare, pujilah ibu.

Ikterus
Sesudah 2 hari :
Tanyakan :
•apakah kencing ≥ 6 kali sehari semalam?
•apakah sering buang air besar?
Periksa : lakukan penilaian lengkap.
Tindakan :
•jika didapat klasifikasi ikterus berat, lakukan tindakan/ pengobatan sesuai bagan.
•jika tetap klasifikasi ikterus, disertai :
- kencing ≥ 6 kali sehari semalam, ajari ibu cara merawat bayi yang tidak perlu rujukan dan kunjungan ulang 2 hari.
- kencing < 6 kali sehari semalam, lakukan penilaian ulang pemberian asi, tindakan/ pengobatan sesuai bagan.
•jika kuning berkurang/ menghilang, puji ibu,
Kunjungan ulang saat umur bayi 14 hari
Berat badan rendah menurut umur
Sesudah 14 hari :
Periksa : lakukan penilaian lengkap.
•tetapkan apakah berat badan menurut umur masih rendah?
•lakukan penilaian cara menyusui.
Tindakan :
•lakukan tindakan / pengobatan sesuai klasifikasi yang ditemukan.

Masalah pemberian asi
Sesudah 2 hari :
Tanya : masalah pemberian asi yang ditemukan saat kunjungan pertama
Periksa : lakukan penilaian lengkap.
Tindakan :
•jika bayi sudah dapat menyusu dengan baik, puji ibu dan beri motivasi untuk meneruskan pemberian asi dengan baik.
•jika masih terdapat masalah pemberian asi, rujuk segera.
Perhatian :
Jika saudara tidak yakin akan ada perubahan dalam cara pemberian asi atau berat badan bayi menurun, rujuk segera.

Luka atau bercak putih (thrush) di mulut
Sesudah 2 hari ;
Periksa : lakukan penilaian lengkap.
•penilaian tentang cara menyusui.
•bagaimana keadaan thrush saat ini ?.
Tindakan :
•jika thrush bertambah parah atau bayi mempunyai masalah dalam menyusu, rujuk segera.
•jika thrush membaik dan bayi menyusu dengan baik, puji ibu dan lanjutkan pemberian gentian violet 0,25% atau nistatin suspense sampai seluruhnya 7 hari.
•jika thrush menetap dan/atau bayi tidak mau menyusu dengan baik, kunjungan ulang 2 hari.
•apabila dalam kunjungan ulang kedua keluhan menetap, rujuk
Segera.










BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) bagi bayi muda yang berusia kurang dari 2 bulan merupakan pendekatan keterpaduan dalam tatalaksana bayi muda sakit yang datang berobat ke fasilitas rawat jalan pelayanan kesehatan dasar yang meliputi upaya kuratif terhadap penyakit sangat berat atau infeksi bakteri, diare, ikterus, berat badan rendah dan/ atau masalah pemberian ASI dan upaya promotif dan preventif yang meliputi imunisasi, pemberian vitamin A dan konseling pemberian makan yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak balita serta menekan morbiditas karena penyakit tersebut.
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) adalah suatu pendekatan pelayanan terhadap bayi muda sakit yang dikembangkan oleh WHO. Dengan MTBS dapat ditangani secara lengkap kondisi kesehatan bayi muda pada tingkat pelayanan kesehatan dasar, yang memfokuskan secara integrative aspek kuratif, preventif dan promotif termasuk pemberian nasihat kepada ibu sebagai bagian dari pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kesehatan anak. Program MTBS ini di kembangkan untuk mencegah tingkat kematian bayi muda yang berumur kurang dari 2 bulan.

SARAN
Setelah mengetahui berbagai penyakit yang dapat menyebabkan kematian pada bayi muda dan mengetahui cara penilaian kesehatan berdasarkan form MTBS ini disarankan kepada petugas kesehatan untuk dapat mengaplikasikannya dalam melakukan penilaian kesehatan terhadap bayi muda. Selainitu disarankan kepada mahasiswa keperawatan agar dapat membuat makalah yang lebih sempurna dari makalah ini.




DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI, 2008, Modul MTBS Revisi tahun 2008 . http://www.scribd.com/doc/16592261/Buku-Bagan-MTBSRevisi-2008 (diakses pada tanggal 19 maret 2010)
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta : Salemba Medika
Mansjoer, Arif M, dkk . 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC
Supartini, Yeni. 2004. Buku Ajar Konsep Keperawatan Anak Cetakan 1. Jakarta : EGC
Wong, Donna. L, dkk. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC
http://sonorapalembang.wordpress.com/2008/07/19/297/ (diakses pada tanggal 19 maret 2010)
http://www.kesimpulan.com/2009/05/anak-dengan-diare-akut.html (diakses pada tanggal 19 maret 2010)
http://bidanku.com/index.php?/Bayi-Kuning-Kenali-dan-Waspadai (diakses pada tanggal 19 maret 2010)
http://eprints.undip.ac.id/4339/1/2849.pdf (diakses pada tanggal 19 maret 2010)